SCRIPT IKLAN SOBAT

Jumat, 20 Februari 2015

PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PEMBELAJARAN IPA SD


KONSEP PEMBELAJARAN DAN BEBERAPA PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PEMBELAJARAN IPA SD

A.    Pengertian Konsep Pembelajaran IPA SD
Konsep dapat didefinisikan sebagai suatu gagasan/ ide yang relative sempurna dan bermakna, selain itu konsep juga merupakan suatu pengertian tentang suatu objek, Dari Wikipedia bahasa Indonesia dijelaskan bahwa konsep merupakan abstrak, entitas mental yang universal yang menunjuk pada kategori atau kelas dari suatu entitas,  kejadian atau hubungan.
Sedangkan pembelajaran menurut Sudjana merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Menurut Gulo, pembelajaran adalah usaha untuk menciptakan system lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar.
Menurut Nasution, pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik, sehingga terjadi proses belajar. Yang di maksud lingkungan di sini adalah ruang belajar, guru, alat peraga, perpustakaan, laboraturium, dan sebagainya yang relevan dengan kegiatan belajar siswa.
Biggs membagi konsep pembelajaran dalam kegita pengertian yaitu :
1.      Pengertian kuantitaif
Penularan pengetahuan dari guru kepada siswa. Guru dituntut menguasai ilmu yang disampaikan kepada siswa, sehingga memberikan hasil yang optimal.
2.      Pengertian institusional
Penataan segala kemampuan mengajar sehingga berjalan efisien. Guru selalu harus siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar.
3.      Pengertian kualitatif
Upaya guru untuk memudahkan belajar siswa. Peran guru tidak hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga melibatkan siswa dalam aktivitas belajar yang efektif dan efisien. Kesimpulannya, pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan system lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil yang optimal.
Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, konsep pembelajaran adalah gagasan sempurna dan bermakna yang digunakan dalam upaya sadar sehingga terjadi proses belajar untuk menciptakan system lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar.



B.     Beberapa Pendekatan yang Digunakan dalam Pembelajaran IPA SD

1.      Pengertian Pendekatan
Menurut DR. Wina Sanjaya, M.Pd dalam bukunya Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.
Menurut Drs. Asep Jihad, M.Pd dan Dr. Abdul Haris, M.Sc dalam bukunya Evaluasi Pembelajaran, pendekatan adalah suatu antar usaha dalam aktivitas kajian, atau interaksi, relasi dalam suasana tertentu, dengan individu atau kelompok melalui penggunaan metode-metode tertentu secara efektif. Pendekatan juga bisa diartikan suatu jalan, cara atau kebijaksanaan yang ditempuh oleh guru juga siswa untuk mencapai tujuan pengajaran apabila kita melihatnya dari sudut bagaimana proses pengajaran atau materi pengajaran itu dikelola.
Pendekatan pembelajaran adalah upaya yang dilakukan guna membuat siswa terlibat secara aktif dan berminat dalam mengikuti pembelajaran. Sesuai dengan tujuan pembelajaran sains di Sekolah Dasar.
Dari pendapat-pendapat diatas disimpulkan bahwa pendekatan adalah sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran baik aktivitas kajian, interaksi dan relasi dengan individu atau kelompok melalui penggunaan metode-metode tertentu secara efektif.
     
2.      Beberapa Pendekatan yang Digunakan dalam Pembelajaran IPA SD

a)      Pendekatan Keterampilan Proses Dalam IPA SD
Pendekatan keterampilan proses IPA adalah pembelajaran yang dianjurkan didalam mengajar IPA. Keterampilan-keterampilan proses IPA dikembangkan bersama-sama dengan fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip IPA. Keterampilan proses IPA yang dikembangkan pada anak SD merupakan modifikasi dari keterampilan proses IPA yang dimilki para ilmuwan sebab disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak dan materi yang diajarkan.
Keterampilan proses IPA merupakan pendekatan yang ditempuh para ilmuwan dalam usaha mereka memecahkan misteri-misteri di dalam alam. Aspek-aspek keterampilan dalam proses IPA adalah :
§  Pengamatan
§  Pengklasifikasian
§  Pengukuran
§  Pengidentifikasian dan pengendalian variable
§  Perumusan hipotesa
§  Perancangan eksperimen
§  Penyimpulan hasil eksperimen
§  Pengkomunikasian hasil eksperimen
Apa yang anda berikan dalam pelajaran IPA dan bagaimana anda melaksanakan pembelajarannya sangat tergantung kepada pandangan anda tentang IPA dan pemahaman anda tentang anak-anak. Pendekatan keterampilan-keterampilan proses IPA memberikan kepada murid-murid untuk melakukan dan menemukan sendiri. Jika anda memberitahu tentang fakta-fakta baik melalui ceramah maupun bacaan, maka anda tidak memberi kesempatan kepada murid-murid untuk “merasakan” Ilmu Pengetahuan Alam. Adalah sangat mudah untuk memberitahu murid bahwa titik didih air 100 derajat C atau titik bekunya 0 derajat C, tetapi akan lebih baik hasilnya lagi murid-murid bila anda melatih mereka mengukur suhu air dengan thermometer yang meruakan salah satu keterampilan proses IPA. Mereka menemukansendiri bahwa air membeku pada suhu 0 derajat. Jika murid-murid sudah terampil menggunakan thermometer yang sesuai.dengan kata lain keterampilan yang dilatihkan dapat ditransfer untuk tugas-tugas lain yang ada kaitannya dengan keterampilan tersebut. dan ini merupakan salah satu segi yang penting dalam pembelajaran IPA dengan mempergunakan pendekatan  keterampilan proses IPA. Keterampilan proses tidak merupakan kepingan-kepingan pengetahuan seperti halnya kumpulan fakta-fakta, tetapi merupakan keterampilan yang akan dimilikinya seumur hidup. Contoh lain lagi misalnya memacu grafik adalah salah satu keterampilan. Grafik penyajian data-data berupa gambar yang memungkinkan seseorang untuk menginterprestasikan data-data tersebut dan menarik kesimpulan. Sekali murid-murid meguasai keterampilan membuat grafik, maka ia akan dapat membuat grafik dari berbagai ilmu, baik ilmu pengetahuan alam, pengetahuan social, maupun matematika. Keterampilan ini dapat ditransfer kedalam disiplin ilmu yang lain.
Singkatnya, pengembangan keterampilan proses IPA dalam diri murid-murid adalah yang paling tepat didalam pembelajaran IPA. Keterampilan-keterampilan proses IPA dapat ditransfer kedalam disiplin ilmu yang lain dan keterampilan-keterampilan ini tidak mudah dilupakan. Pendekatan keterampilan proses IPA memungkin kan murid-murid merasakan hakekat IPA serta membuat mereka terampil melakukan kegiatan sains. Dengan demikian mereka mempelajari juga fakta-fakta dan konsep-konsep IPA. Sebagai kesimpulan, dengan mempergunakan pendekatan keterampilan proses IPA murid-murid mempelajari proses IPA.
Catatan yang perlu diperhatikan adalah sebelum Anda mempergunakan pendekatan keterampilan proses IPA dalam pembelajaran IPA, anda sendiri harus benar-benar menguasai keterampilan-keterampilan proses IPA adalah tujuan dari bab ini, sekali anda menguasai keterampilan-keterampilan tersebut, anda dapat melaksanakannya dengan mudah.
·         Pembelajaran Keterampilan Proses IPA di SD
Oleh karena adanya perbedaan-perbedaan perkembangan kognitif pada anak-anak usia Sekolah Dasar maka pembelajaran keterampilan proses IPA di Sekolah Dasar ini akan dibagi atas dua bagian. Bagian pertama adalah pembelajaran keterampilan proses dasar yaitu mengamati, menginferensi, mengukur, mengkomunikasi, mengklasifikasi, dan memprediksi. Bagian ini disusun terutama bagi kelas-kelas awal atau kelas TK sampai dengan kelas 3, sedangkan bagian kedua yang meliputi keterampilan proses IPA terpadu yang dimaksudkan untuk kelas4 sampai kelas6. Keterampilan-keterampilan tersebut adalah : mengidentifikasi variable-variabel, membuat table dari data, membuat grafik, menjelaskan hubungan antara variable-variabel, mengumpulkan dan memproses data, menganalisa penyelidikan, merumuskan hipotesis, emmanipulasi variable-variabel, merancang suatu eksperimen serta melaksanakan eksperimen.
·         Pembelajaran Keterampilan Proses IPA di Kelas Rendah
Tidak ada hal baru didalam keterampilan proses IPA untuk kelas rendah. Dasar penyajian materi dalam bagian ini adalah :
1.      Kita sebagai guru IPA mempunyai keinginan dan kemampuan untuk mengajar IPA lebih baik dari sebelumnya, untuk itu kita harus lebih cakap sebelum kita mengambil langkah untuk mengajar anak-anak;
2.      Bahan-bahan yang dipakai dalam keterampilan proses IPA dasar tidak harus terbuat dari bahan-bahan mahal, sebab IPA dapat dipelajari dengan memakai bahan-bahan sederhana, sering terjadi hal-hal biasa yang dijumpai anak-anak dalam kehidupan mereka justru merangsang mereka untuk mengajukan pertanyaan, yang membawa mereka kepada eksperimen yang berhasil;
Akhirnya materi IPA yang baru mengacu kepada perubahan metodologi dan filosofi, hampir semua menekankan pengembangan keterampilan proses IPA sebagai tujuan utama. Hal ini berarti murid-murid harus terlibat didalam pembelajaran IPA secara aktif, dan bukan murid-murid belajar tentang IPA.
Tujuan penyajian materi pada bagian-bagian ini akan menolong anda mengembangkan keterampilan-keterampilan IPA dasar (“Basic Science Skills”) sehingga kemudian anda terampil pula dalam membuat rancangan kegiatan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut. Ada enam keterampilan IPA dasar yaitu mengamati atau mengobservasi, mengklasifikasi memprediksi, mengukur, membuat inferensi, mengkomunikasikan hasil observasi atau hasil penyelidikan. Sebagai contoh didalam bagian ini disajikan kegiatan-kegiatan untuk observasi.
Setiap bagian keterampilan mencakup (1) latar belakang, (2) Tujuan khusus, (3) Kegiatan-kegiatan latihan yang dilengkapi dengan evaluasi diri, (4) Tes Penguasaan Materi, (5) Usul-usul praktis yang dapat anda pakai didalam kelas untuk mengembangkan keterampilan tersebut didalam diri murid-murid.
b)     Pendekatan Inkuari
Menurut Webster’s New Collegiate Dictionary kata inkuiri (“inquiry”) berarti pertanyaan atau penyelidikan. Piaget memberikan definisi pendekatan inkuiri sebagai : pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari snediri jawaban atas pertanyaan yang mereka ajukan.
Kuslan dan Stone ( dalam Dahar dan Liliasari, 1986 ) mendefinisikan pendekatan inkuiri sebagai : pengajaran dimana guru dan murid mempelajari peristiwa-peristiwa ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuwan. Secara operasional mereka menyatakan bahwa pendekatan inkuari mempunyai karakteristik :
1.      Menggunakan keterampilan-keterampilan proses IPA.
2.      Tidak ada keharusan untuk menyelesaikan unit tertentu dalam waktu tertentu.
3.      Jawaban-jawaban yang dicari tidak diketahui lebih dulu, dan tidak ada dalam buku pelajaran. Buku-buku petunjuk yang dipilih berisi pertanyaan-pertanyaan dan saran-saran untuk menentukan jawaban, bukan memberi jawaban.
4.      Murid-murid bersemangat sekali untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri.
5.      Proses pembelajaran berpusat pada pertanyaan-pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana kita mengetahui”, serta “betulkah kesimpulan kita ini”.
6.      Suatu masalah ditemukan lalu dipersempit hingga terlihat kemungkinan masalah itu dapat dipecahkan oleh murid.
7.      Hipotesa dirumuskan oleh murid-murid.
8.      Murid-murid mengusulkan cara-cara pengumpulan data, melakukan eksperimen, pegadaan pengamatan, membaca dan menggunakan sumber-sumber lain.
9.      Semua usul ini dinilai bersama, bila ditentukan pula asumsi-asumsi, keterlibatan-keterlibatan dan kesukaran-kesukaran.
10.  Murid-murid melakukan penelitian, secara individu atau kelompok, untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menguji hipotesa.
11.  Murid-murid mengolah data dan mereka sampai kepada kesimpulan sementara, juga diusahakan untuk memberikan penjelasan-penjelasan secara ilmiah.

c)      Pendekatan STM  ( Sains Teknologi Masyarakat )
Sains Teknologi Masyarakat adalah suatu kecenderungan baru didalam pendidikan IPA (sains) yang mula-mula timbul di Inggris dan Amerika Serikat yang kini meluas ke berbagai Negara. Definisi Sains Teknologi Masyarakat atau “Science – Teknology – Society” menurut National Science Teachers Associations (NSTA) yaitu persatuan guru-guru IPA di Amerika Serikat sebagai berikut : Sains – Teknologi – Masyarakat adalah pembelajaran sains dan teknologi dalam konteks pengalamann manusia. Jadi Sains Teknologi Masyarakat atau STM adalah istilah yang diberikan kepada usaha mutakhir untuk menyajikan konteks dunia nyata dalam pendidikan sains dan pendalaman Sains. Dalam penyajian seperti ini pendidikan sains menjadi lebih daripada sekedar kurikulum mengenai konsep dasar sains (IPA) dan keterampilan proses, sebab STM melibatkan seluruh aspek pendidikan sains (IPA) yaitu tujuan, kurikulum, strategi pembelajaran, evaluasi dan persiapan serta kinerja guru.
Dalam pendekatan STM murid-murid harus diikut sertakan dalam penentuan tujuan. Prosedur perencanaan, dan dalam usaha mendapatkan informasi, serta dalam mengevaluasi.
Pendekatan efektif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Berangkat dari masalah-masalah, isu-isu social sebagai focus.
2.      Pelaksanaan mencakup latihan keputusan memakai berbagai strategi.
3.      Relevan dengan kebutuhan masyarakat dan murid.
4.      Merupakan penerapan teknologi dan sains.dalam memecahkan masalah ditekankan pada kerjasama.
5.      Penekanan pada dimensi sains yang beraneka ragam
6.      Evaluasi yang didasarkan kepada kemampuan untuk mendapat dan menggunakan informasi ( Yager, 1990 )
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bila sains (IPA) dipadukan dengan mata pelajaran lainnya misalnya : Bahasa, Ilmu Pengetahuan Sosial, Kesenian dan Matematika, maka konsep-konsep yang diperkenalkan kepada murid-murid aakann dipelajari dengan lebih efektif. ( Gamberg dkk, dalam Carin, 1993 ) pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan dengan STM sudah merupakan paduan dari berbagai bidang studi.
Pembelajaran sains mempergunakan pendekatan STM harus memenuhi kriteria-kriteria dibawah ini :
Tujuan :
1.      Meningkatkan keterampilan inkuari dan pemecahan masalah.
2.      Menekankan cara belajar menyeluruh yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
3.      Menekankan sains (IPA) dalam keterpaduan antar dan inter bidang studi.
Pembelajaran :
1.      Menekankan keberhasilan murid
2.      Mempergunakan berbagai strategi
3.      Menggunakan sumber informasi, kerja lapangan, studi mandiri, serta interaksi antar manusia secara optimal.
Guru :
1.      Mempunyai pandangan yang luas tentang sains.
2.      Mengajar dengan berbagai strategi baru dalam kelas sehingga mengerti mengenai kecakapan, latar belakang dan minat siswa.
3.      Memahami bahwa kadang-kadang guru sendiri tidak selalu berfungsi sebagai sumber informasi.
Evaluasi :
1.      Ada hubungan antara tujuan dengan produk dan proses belajar.
2.      Perbedaan antara kecakapan dan kematangan serta latar belakang murid juga diperhatikan.
3.      Kualitas, efisiensi, dan keefektifan, serta fungsi program juga dievaluasi.
4.      Guru dalam usaha yang terus menerus membantu murid juga termasuk yang dievaluasi.
( Wahyudin, dkk, 1990 ).

d)     Pendekatan konsep
Merupakan pendekatan yang menekankan pengenalan konsep-konsep sains. Pengenalan konsep sains sangat perlu karena dibutuhkan dalam mengkomunikasikan pengetahuan. Tanpa menggunakan pendekatan konsep dalam pembelajaran dapat menyebabkan jalannya pembelajaran menjadi lamban. Apalagi di tingkat sekolah dasar yang kemampuan berpikir siswanya masih relative  rendah dan pengalaman dalam mengeksplorasi alam juga belum begitu banyak. Contoh :
1.      Tiap makhluk hidup memiliki ciri tertentu yang sesuai dengan lingkungan hidupnya.
2.      Jenis makanan hewan berhubungan dengan bentuk gigi yang dimilikinya.
3.      Cara bergerak hewan berhubungan dengan keadaan kakinya.
4.      Tumbuhan darat yang hidup di daerah yang banyak air memilki batang yang berongga.
5.      Tumbuhan yang hidup di daerah yang kering memiliki daun yang berukuran kecil atau tidak ada sama sekali.

e)      Pendekatan Discovery /  Penemuan Terbimbing
Merupakan pendekatan dimana siswa di arahkan untuk mendapatkan suatu kesimpulan dari serangkaian aktivitas yang dilakukan sehingga siswa seolah-olah menemukan sendiri pengetahuan tersebut. dalam Pendekatan penemuan kegiatan pembelajaran dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep, prinsip, hokum atau pun teori mentalnya sendiri. Artinya siswa tidak diberi konsep, prinsip, hokum maupun teori yang jadi tetapi mereka diarahkan untuk “menemukan” sendiri konsep, prinsip, hokum maupun teori yang dikaji.
f)       Pendekatan History
Merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada sejarah bagaimana ditemukan atau dihasilkannya suatu pengetahuan.
Contoh : siswa mengembangkan pikirannya untuk mengetahui lebih jauh tentang apa yang telah dilakukan ilmuwan terdahulu, dan siswa dapat mengambil teladan tentang keuletan dan ketekunan dari ilmuwan dalam melakukan penelitian dan adanya keinginan untuk maju walaupun banyak rintangan dan hambatan dalam hidupnya.
g)      Pendekatan Lingkungan
Penggunaan pendekatan lingkungan berarti mengaitkan lingkungan daalm suatu proses belajar mengajar. Lingkungan digunakan sebagai sumber belajar. Untuk memahami materi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari sering digunakan pendekatan lingkungan/sebagai contoh untuk memahami interaksi antar organisme, dengan mengambil contoh kejadian nyata di sekeliling, siswa dapat lebih memahami arti interaksi tersebut.
Dalam proses pembelajarannya tidak selalu siswa diajak ke lingkungan, karena dengan menggunakan pendekatan lingkungan dapat saja guru memberi informasi yang dikaitkan dengan lingkungan, terutama lingkungan sekitar.
Misalnya guru tersebut akan menggunakan metode ceramah, maka ceramahnya mungkin akan dimulai dengan menjelaskan apa-apa yang ada di halaman sekolah. Misalnya, tentang sekolah yang bising, bau yang berasal dari tumpukan sampah, dan air selokan yang berwarna hitam dan berbau.
h)     Pendekatan Faktual
Pendekatan ini menekankan penemuan fakta-fakta dalam IPA, contoh informasi yang didapatkan murid dengan pendekatan ini, misalnya ular termasuk golongan reptile, merkurius adalah planet yang terdekat dengan matahari. Metode yang digunakan dalam pendekatan ini adalah membaca, mengulang, melatih, dan lain-lain. Pada dasarnya pembelajaran IPA dengan pendekatan ini akan menimbulkan kebosanan pada diri murid-murid dan tidak memberikan gambaran yang benar tentang IPA.
C.    TUJUAN, FUNGSI DAN MANFAAT PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPA SD

1.      Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan yang maha esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya
2.      Mengembangkan rasa ingin tahu.
3.      Sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
4.      Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5.      Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
6.      Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP / MT.
7.      Murid-murid setelah lulus sekolah menjadi warga Negara yang mampu untuk mengambil keputusan-keputusan tentang masalah-masalah didalam masyarakat dan mengambil tindakan  sebagai akibat  menekankan pentingnya sains dan teknologi
8.      Menekankan cara belajar menyeluruh yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

D.    KEKURANGAN DAN KELEBIHAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPA SD

1.      Kelebihan

·         Strategi ( model atau siasat ) pengajaran menjadi berubah dari yang bersifat penyajian informasi oleh guru kepada siswa sebagai penerima informasi yang baik, tetapi proses mentalnya berkadar rendah, menjadi pengajaran yang menekankan kepada proses pengolahan informasi di mana siswa yang aktif mencari dan mengolah sendiri informasi dengan kadar proses mental yang lebih tinggi atau lebih banyak.
·         Pengajaran berubah dari teacher centered menjadi student centered. Guru tidak lagi mendominasi sepenuhnya kegiatan belajar siswa, tetapi lebih banyak bersifat membimbing dan memberikan kebebasan belajar kepada siswa.
·         Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri.
·         Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.

2.      Kekurangan
·         Memerlukan perubahan kebiasaan cara berpikir siswa yang menerima informasi dari guru secara apa adanya, kalau guru tidak ada tidak belajar, kearah membiasakan belajar mandiri dan berkelompok dengan mencari dan mengolah informasi sendiri. Mengubah kebiasaan bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi kebiasaan yang telah bertahun-tahun dilakukan.
·         Guru juga dituntut mengubah kebiasaan mengajarnya yang  umumnya sebagai pemberi atau penyaji informasi menjadi sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa dalam belajar. Inipun merupakan pekerjaan yang tidak gampang karena pada umumnya guru belum mengajar dan belum puas kalau tidak banyak menyajikan informasi (ceramah).
·         Pendekatan-pendekatan diatas banyak memberikan kebebasan kepada siswa dalam belajar, tetapi kebiasaan itu tidak berarti menjamin bahwa siswa belajar dengan baik dalam arti mengerjakannya dengan tekun, penuh aktivitas dan terarah.
























Referensi
Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher.
Haris, Abdul dan Jihad, Asep. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Pressindo.
Iskandar, Srini M. 1997. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Indonesia.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.




2 komentar: