SCRIPT IKLAN SOBAT

Sabtu, 21 Februari 2015

MAKALAH TENTANG KONSEP EVALUASI / PENILAIAN (ASESMEN)

 KONSEP EVALUASI / PENILAIAN (ASESMEN)
A.    EVALUASI
1.      Definisi Evaluasi
a. Menurut Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977), evaluation refer to the act or process to determining the value of something. Dari definisi tersebut, maka istilah evaluasi ini menunjuk kepada atau mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu (Sudijono, 2011: 1).
b. Menurut Stufflebeam dkk (1971), evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan (Daryanto, 2008: 2).
c. Menurut Ralph Tailor (1950), evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai (Arikunto, 2010: 3).

d. Menurut Suharsimi Arikunto (2004: 1), evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.

2.      Tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan
Adapun tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan menurut Sudijono (2011:
16) adalah:
a.       Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
b.      Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
Sedangkan fungsi evaluasi pendidikan menurut Arikunto (2010) adalah:
a.        Berfungsi selektif. Dengan mengadakan evaluasi, guru dapat melakukan seleksi atau penilaian terhadap siswanya.
b.      Berfungsi diagnostik. Dengan mengadakan evaluasi, guru dapat melakukan dignosis tentang kebaikan dan kelemahan siswanya.
c.       Berfungsi sebagai penempatan. Dengan mengadakan evaluasi, guru dapat menempatkan siswa sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
d.      Berfungsi sebagai pengukur keberhasilan. Dengan mengadakan evaluasi, guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan suatu program yang telah diterapkan.
3.      Karakteristik Evaluasi dalam Pendidikan
Beberapa karakteristik evaluasi dalam pendidikan menurut Arikunto (2010)
adalah:
a.       Dilakukan secara tidak langsung. Contohnya, mengukur kepandaian peserta didik melalui ukuran kemampuannya dalam menyelesaikan soalsoal.
b.      Penggunaan ukuran kuantitatif. Menggunakan simbol bilangan sebagai hasil pertama pengukuran, setelah itu baru diinterpretasikan ke bentuk kualitatif.
c.       Menggunakan unit-unit atau satuan-satuan yang tetap.
d.      Bersifat relatif, berarti tidak sama atau tidak selalu tetap dari waktu ke waktu yang lain.
e.       Sering terjadi kesalahan-kesalahan. Kesalahan-kesalahan tersebut dapat terjadi karena terletak pada alat ukurnya, orang yang melakukan evaluasi, peserta didik yang dievaluasi, dan situasi pada saat dilakukan evaluasi.
4.      Prinsip – prinsip evaluasi dalam pendidikan
Menurut Arikunto (2010: 24) ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi yaitu adanya triangulasi:
a.       Tujuan pembelajaran
b.      Kegiatan pembelajaran atau KBM
c.       Evaluasi
5.      Objek dan Subjek Evaluasi Pendidikan
Objek atau sasaran evaluasi pendidikan adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan kegiatan atau proses pendidikan, yang dijadikan titik
pusat perhatian atau pengamatan, karena pihak penilai (evaluator) ingin
memperoleh informasi tentang kegiatan atau proses pendidikan tersebut.
Dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 57 ayat 2 menyatakan bahwa evaluasi
dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur
formal dan nonformal untuk semua jenjang, satuan, dan jenis pendidikan.
Sedangkan, subjek evaluasi pendidikan adalah orang yang melakukan evaluasi
dalam bidang pendidikan. Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005
pasal 78 dinyatakan bahwa evaluasi pendidikan meliputi:
1. Evaluasi kinerja pendidikan yang dilakukan oleh satuan pendidikan sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada pihakpihak yang berkepentingan;
2. Evaluasi kinerja pendidikan oleh Pemerintah;
3. Evaluasi kinerja pendidikan oleh Pemerintah Daerah Provinsi;
4. Evaluasi kinerja pendidikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; dan
5. Evaluasi oleh lembaga evaluasi mandiri yang dibentuk masyarakat atau
organisasi profesi untuk menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan.

6.      Pengertian Penilaian di SD
Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester yang diuraikan sebagai berikut.
a.    Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari masukan (input), proses, sampai keluaran (output) pembelajaran. Penilaian otentik bersifat alami, apa adanya, tidak dalam suasana tertekan.
b.    Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.
c.    Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas dalam kurun waktu tertentu.
d.    Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.
e.    Ulangan harian merupakan proses kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik.
f.     Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran.
g.    Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.
Penilaian dilakukan secara holistik meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk setiap jenjang pendidikan, baik selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses) maupun setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil belajar). Pada jenjang pendidikan dasar, proporsi pembinaan karakter lebih diutamakan dari pada proporsi pembinaan akademik.

7.      Jenis-jenis Asesmen
a.       Asesmen diagnostik
Yaitu asesmen yang bertujuan untuk mencari sebab-sebab kesuitan belajar peserta didik, seperti latar belakang psikologis, fisik dan lingkungan sosial ekonomi peserta didik.
b.      Asesmen formatif
Yaitu asesmen yang digunakan untuk mencari umpan balik guna memperbaiki proses belajar mengajar bagi guru maupun peserta didik.
c.       asesmen sumatif
Yaitu asesmen yang digunakan untuk mengukur atau menilai sampai di mana pencapaian peserta didik terhadap bahan pelajaran yang telah diajarkan, dan selanjutnya untuk menentukan kenaikan tingkat atau kelulusan peserta didik yang bersangkutan.
d.        asesmen placemen
Yaitu asesmen yang dignakan untuk penentuan penempatan peserta didik  dalam suatu jenjang atau atau jenis program pendidikan tertentu.
8.      Ranah asesmen
Boleh dikatakan semua matapelajaran mengandung unsur kognitif dan afektif, banyak yang mengandung unsur psikomotor atau keterampilan. Taksonomi bloom cs mengenai tujuan-tujuan pendidikan ranah pendidikan (domain) kognitif, afektif, dan psikomotor telah cukup terkenal dan dijadikan pegangan dalam merumuskan tujuan-tujuan pelajaran. Di bawah ini aka kita bicarakan ketiga ranah itu.      
1.         Ranah kognitif
Cara-cara pelaksanaan asesmen dalam  ranah kognitif dapat dibagi atas 6 bagian yaitu mempergunakan tes tertulis atau tes pensil dan kertas, mepergunakan observasi guru atas kinerja murid, mempergunakan tes gambar-gambar yang dibubuhi/ kata-kata, mempergunakan jurnal murid-murid, mempergunakan peta konsep dan yang penting tidak umum dilakukan tetapi ada baiknya dicoba pertopolio. Selanjutnya akan dibahas cara-cara tesebut satu demi satu.
Cara yang paling umum untuk mengetahui prestasi murid sesudah proses pembelajaran adalah dengan tes tertulis atau pensil dan kertas. Meskipun aspek pengetahuan dalam ranah kognitif merupakan aspek yang paling penting mendapatkan penekanan, sering kali penyusun tes tertulis yang baik untuk aspek ini mempunyai kesulitan tersendiri, oleh karena itu jika disini dibahas dahulu oleh murid. Sebagai langkah pertama hendaknya ditentukan tujuan khusus kemudian disusun bentuk tes. Bentuk tes dapat berupa pertayaan sederhana yang memerlukan jawaban sederhana atau yang agak rumit berbentuk pilihan ganda.
2.         Ranah afektif
Renah kognitif meliputi pengetahuan dan pemahaman secara intelektual. Menurut Bloom ranah afektif mencakup perasaan, emosi, minat, sikap, nilai dan apresiasi. Hal ini erat hubungannya dengan perasaan murid anda terhadap pelajaran IPA dan bagaimana perasaan ini mempengaruhi prestasi belajar mereka. Sampai saat ini pendidikan IPA hanya sedikit hampir-hampir tidak memberi perhatian kepada masalah-masalah perasaan murid. Sekarang pakar-pakar pendidikan IPA mulai melihat pentingnya murid mempunyai sikaf positif dan mempunyai sistem nilai sementara mereka mempelajari pengetahuan dan proses IPA.
   Cara yang terbaik untuk menilai sikap dan prasaan mereka adalah mengamati secara langsung pada waktu mereka bekerja atau pada waktu mereka bermain dengan sesama murid, dan tidak hanya ketika anda mengajar.
3.         Ranah psikomotor
Ranah psikomotor menekankan keterampilan-keterampilan motorik atau keterampilan menangani benda-benda atau alat-alat pada waktu melakukan kegiatan IPA. Untuk ranah psikomotor anda dapat membuat bagan untuk mengkelsivasikan tujuan pembelajaran dalam ranah psikomotor untuk murid-murid anda sebab anda mempunyai banyak kesempatan untuk mengamati keterampilan murid-murid anda dalam menangani alat-alat atau benda-benda percobaan. Agar assesment anda obyektif, spacifik dan dapat dinikmati, sebaiknya anda membuat daftar pengamatan kinerja murid dan skal penilain. Contoh yang diberikan adalah pengamatan kinerja murid-murid murid kelas 5&6 dalam menegani microskop dalam praktikum biologi  
Tujuan tingkah laku pembelajaran
selalu
kadang
Tak pernah
Berhati-hati mengenai mikroskop
Membersihkan lensa dengan benar
Memfokuskan lensa dengan benar
Menyediakan dan meletakan silinder dengan benar.
Mengatur kaca agar mendapat sinar dengan tepat.



Gambar : skala penilaian dan ceklis untuk penggunaan mikroskop
Perhatikan penggunaan kata-kata dalam tujuan tingkah laku spesifik dan dapat diamati misalnya membersihkan lensa hanya dengan kertas tisu atau katun yang bersih. Kertas tisu khusus untuk lensa yang boleh dipake, atau menyediakan slide mempunyai teknik tersendiri misalnya benda-benda kecil harus ditutup dengan slip, dan sebagainya.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar