KONSEP EVALUASI / PENILAIAN
(ASESMEN)
A.
EVALUASI
1. Definisi
Evaluasi
a. Menurut Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977),
evaluation refer to the act or process to determining the value of something.
Dari definisi tersebut, maka istilah evaluasi ini menunjuk kepada atau mengandung
pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari
sesuatu (Sudijono, 2011: 1).
b. Menurut Stufflebeam dkk (1971), evaluasi
merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna
untuk menilai alternatif keputusan (Daryanto, 2008: 2).
c.
Menurut Ralph Tailor (1950), evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data
untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan
sudah tercapai (Arikunto, 2010: 3).
d.
Menurut Suharsimi Arikunto (2004: 1), evaluasi adalah kegiatan untuk
mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi
tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil
keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi
informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan
kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.
2. Tujuan
dan fungsi evaluasi pendidikan
Adapun
tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan menurut Sudijono (2011:
16)
adalah:
a. Untuk
menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai
taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik,
setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
b. Untuk
mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pengajaran yang telah
dipergunakan dalam proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
Sedangkan fungsi evaluasi
pendidikan menurut Arikunto (2010) adalah:
a. Berfungsi selektif. Dengan mengadakan
evaluasi, guru dapat melakukan seleksi atau penilaian terhadap siswanya.
b. Berfungsi
diagnostik. Dengan mengadakan evaluasi, guru dapat melakukan dignosis tentang
kebaikan dan kelemahan siswanya.
c. Berfungsi
sebagai penempatan. Dengan mengadakan evaluasi, guru dapat menempatkan siswa
sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
d. Berfungsi
sebagai pengukur keberhasilan. Dengan mengadakan evaluasi, guru dapat
mengetahui sejauh mana keberhasilan suatu program yang telah diterapkan.
3.
Karakteristik
Evaluasi dalam Pendidikan
Beberapa
karakteristik evaluasi dalam pendidikan menurut Arikunto (2010)
adalah:
a. Dilakukan
secara tidak langsung. Contohnya, mengukur kepandaian peserta didik melalui
ukuran kemampuannya dalam menyelesaikan soalsoal.
b. Penggunaan
ukuran kuantitatif. Menggunakan simbol bilangan sebagai hasil pertama
pengukuran, setelah itu baru diinterpretasikan ke bentuk kualitatif.
c. Menggunakan
unit-unit atau satuan-satuan yang tetap.
d. Bersifat
relatif, berarti tidak sama atau tidak selalu tetap dari waktu ke waktu yang
lain.
e. Sering
terjadi kesalahan-kesalahan. Kesalahan-kesalahan tersebut dapat terjadi karena
terletak pada alat ukurnya, orang yang melakukan evaluasi, peserta didik yang dievaluasi,
dan situasi pada saat dilakukan evaluasi.
4. Prinsip
– prinsip evaluasi dalam pendidikan
Menurut Arikunto (2010: 24) ada
satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi yaitu adanya triangulasi:
a. Tujuan
pembelajaran
b. Kegiatan
pembelajaran atau KBM
c. Evaluasi
5.
Objek
dan Subjek Evaluasi Pendidikan
Objek
atau sasaran evaluasi pendidikan adalah segala sesuatu yang
berhubungan
dengan kegiatan atau proses pendidikan, yang dijadikan titik
pusat
perhatian atau pengamatan, karena pihak penilai (evaluator) ingin
memperoleh informasi tentang
kegiatan atau proses pendidikan tersebut.
Dalam
UU No. 20 tahun 2003 pasal 57 ayat 2 menyatakan bahwa evaluasi
dilakukan
terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur
formal dan nonformal untuk semua jenjang,
satuan, dan jenis pendidikan.
Sedangkan,
subjek evaluasi pendidikan adalah orang yang melakukan evaluasi
dalam
bidang pendidikan. Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005
pasal
78 dinyatakan bahwa evaluasi pendidikan meliputi:
1.
Evaluasi kinerja pendidikan yang dilakukan oleh satuan pendidikan sebagai
bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada pihakpihak yang
berkepentingan;
2.
Evaluasi kinerja pendidikan oleh Pemerintah;
3.
Evaluasi kinerja pendidikan oleh Pemerintah Daerah Provinsi;
4. Evaluasi kinerja pendidikan oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; dan
5.
Evaluasi oleh lembaga evaluasi mandiri yang dibentuk masyarakat atau
organisasi profesi untuk menilai pencapaian Standar
Nasional Pendidikan.
6.
Pengertian
Penilaian di SD
Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup
penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan,
ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester yang
diuraikan sebagai berikut.
a.
Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara
komprehensif untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari
masukan (input), proses, sampai
keluaran (output) pembelajaran. Penilaian otentik bersifat alami,
apa adanya, tidak dalam suasana tertekan.
b. Penilaian
diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara
reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
c. Penilaian
berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai
keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan
perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas dalam kurun
waktu tertentu.
d. Ulangan
merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan
dan perbaikan hasil belajar peserta didik.
e. Ulangan
harian merupakan proses kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik.
f. Ulangan
tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan
pembelajaran.
g.
Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.
Penilaian
dilakukan secara holistik meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan
untuk setiap jenjang pendidikan, baik selama pembelajaran berlangsung
(penilaian proses) maupun setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian
hasil belajar). Pada jenjang pendidikan dasar, proporsi pembinaan karakter
lebih diutamakan dari pada proporsi pembinaan akademik.
7. Jenis-jenis
Asesmen
a. Asesmen
diagnostik
Yaitu
asesmen yang bertujuan untuk mencari sebab-sebab kesuitan belajar peserta
didik, seperti latar belakang psikologis, fisik dan lingkungan sosial ekonomi
peserta didik.
b. Asesmen
formatif
Yaitu
asesmen yang digunakan untuk mencari umpan balik guna memperbaiki proses
belajar mengajar bagi guru maupun peserta didik.
c. asesmen
sumatif
Yaitu
asesmen yang digunakan untuk mengukur atau menilai sampai di mana pencapaian
peserta didik terhadap bahan pelajaran yang telah diajarkan, dan selanjutnya
untuk menentukan kenaikan tingkat atau kelulusan peserta didik yang
bersangkutan.
d.
asesmen placemen
Yaitu
asesmen yang dignakan untuk penentuan penempatan peserta didik dalam suatu jenjang atau atau jenis program
pendidikan tertentu.
8. Ranah
asesmen
Boleh dikatakan semua matapelajaran
mengandung unsur kognitif dan afektif, banyak yang mengandung unsur psikomotor
atau keterampilan. Taksonomi bloom cs mengenai tujuan-tujuan pendidikan ranah
pendidikan (domain) kognitif, afektif, dan psikomotor telah cukup terkenal dan
dijadikan pegangan dalam merumuskan tujuan-tujuan pelajaran. Di bawah ini aka
kita bicarakan ketiga ranah itu.
1.
Ranah kognitif
Cara-cara pelaksanaan asesmen dalam ranah kognitif dapat dibagi atas 6 bagian
yaitu mempergunakan tes tertulis atau tes pensil dan kertas, mepergunakan
observasi guru atas kinerja murid, mempergunakan tes gambar-gambar yang
dibubuhi/ kata-kata, mempergunakan jurnal murid-murid, mempergunakan peta
konsep dan yang penting tidak umum dilakukan tetapi ada baiknya dicoba
pertopolio. Selanjutnya akan dibahas cara-cara tesebut satu demi satu.
Cara yang paling umum untuk mengetahui prestasi
murid sesudah proses pembelajaran adalah dengan tes tertulis atau pensil dan
kertas. Meskipun aspek pengetahuan dalam ranah kognitif merupakan aspek yang
paling penting mendapatkan penekanan, sering kali penyusun tes tertulis yang
baik untuk aspek ini mempunyai kesulitan tersendiri, oleh karena itu jika disini
dibahas dahulu oleh murid. Sebagai langkah pertama hendaknya ditentukan tujuan
khusus kemudian disusun bentuk tes. Bentuk tes dapat berupa pertayaan sederhana
yang memerlukan jawaban sederhana atau yang agak rumit berbentuk pilihan ganda.
2.
Ranah afektif
Renah
kognitif meliputi pengetahuan dan pemahaman secara intelektual. Menurut Bloom
ranah afektif mencakup perasaan, emosi, minat, sikap, nilai dan apresiasi. Hal
ini erat hubungannya dengan perasaan murid anda terhadap pelajaran IPA dan
bagaimana perasaan ini mempengaruhi prestasi belajar mereka. Sampai saat ini
pendidikan IPA hanya sedikit hampir-hampir tidak memberi perhatian kepada
masalah-masalah perasaan murid. Sekarang pakar-pakar pendidikan IPA mulai
melihat pentingnya murid mempunyai sikaf positif dan mempunyai sistem nilai
sementara mereka mempelajari pengetahuan dan proses IPA.
Cara yang terbaik untuk menilai sikap dan
prasaan mereka adalah mengamati secara langsung pada waktu mereka bekerja atau
pada waktu mereka bermain dengan sesama murid, dan tidak hanya ketika anda
mengajar.
3.
Ranah psikomotor
Ranah
psikomotor menekankan keterampilan-keterampilan motorik atau keterampilan
menangani benda-benda atau alat-alat pada waktu melakukan kegiatan IPA. Untuk
ranah psikomotor anda dapat membuat bagan untuk mengkelsivasikan tujuan
pembelajaran dalam ranah psikomotor untuk murid-murid anda sebab anda mempunyai
banyak kesempatan untuk mengamati keterampilan murid-murid anda dalam menangani
alat-alat atau benda-benda percobaan. Agar assesment anda obyektif, spacifik
dan dapat dinikmati, sebaiknya anda membuat daftar pengamatan kinerja murid dan
skal penilain. Contoh yang diberikan adalah pengamatan kinerja murid-murid
murid kelas 5&6 dalam menegani microskop dalam praktikum biologi
|
Tujuan tingkah laku pembelajaran
|
selalu
|
kadang
|
Tak pernah
|
|
Berhati-hati mengenai
mikroskop
Membersihkan lensa dengan benar
Memfokuskan lensa dengan benar
Menyediakan dan meletakan silinder dengan benar.
Mengatur kaca agar mendapat sinar dengan tepat.
|
|
|
|
Gambar
: skala penilaian dan ceklis untuk penggunaan mikroskop
Perhatikan
penggunaan kata-kata dalam tujuan tingkah laku spesifik dan dapat diamati
misalnya membersihkan lensa hanya dengan kertas tisu atau katun yang bersih.
Kertas tisu khusus untuk lensa yang boleh dipake, atau menyediakan slide
mempunyai teknik tersendiri misalnya benda-benda kecil harus ditutup dengan
slip, dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar