SCRIPT IKLAN SOBAT

Sabtu, 21 Februari 2015

MAKALAH TENTANG HAKIKAT IPA

A.    Pengertian Hakikat IPA
Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains. Kata sains ini berasal dari bahasa Latin yaitu Scientia  yang berarti “saya tahu”. Dalam bahasa Inggris, kata sains berasal dari kata science yang berarti “pengetahuan”. IPA biasa disebut juga dengan natural science. Natural artinya alamiah dan berhubungan dengan alam, sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. Jadi sains secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan tentang alam atau yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Singkatnya IPA adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya (Hendro Darmojo, 1992:3).
Dalam perkembangannya, science sering diterjemahkan sebagai sains yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) saja. Penggunaan kata sains sebagai ganti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ini perlu dipertegas untuk membedakannya dari pengertian social science, educational science, political science, dan penggunaan kata science lainnya.
Hampir setengah abad yang lalu, Vessel (1965) memberikan jawaban yang sangat singkat tetapi bermakna yakni “science is what scientists do”. Sains adalah apa yang dikerjakan para ahli sains (saintis).
Pada bagian lain Vessel (1965:3), mengemukakan bahwa “science is an intellectual search involving inquiry, rational thought, and generalitazion”.Hal itu mencakup teknis sains yang sering disebut sebagai proses sains, sedangkan hasilnya berupa fakta-fakta dan prinsip biasa disebut produk sains.
Campbell mendefinisikan sains sebagai pengetahuan yang bermanfaat dan cara bagaimana atau metoda untuk memperolehnya (Poedjiadi, 1987). Sedang menurut Carin & Sund (1989) sains adalah suatu sistem untuk memahami alam semesta melalui observasi dan eksperimen yang terkontrol.
Selain itu Nash 1993 (dalam Hendro Darmojo, 1992:3) dalam bukunya The Nature of Science, menyatakan bahwa IPA itu adalah suatu cara atau metoda untuk mengamati alam.
Dalam bukunya yang berjudul “Teaching Children Science” Abruscato (1996) juga mendefinisikan tentang sains sebagai pengetahuan yang diperoleh lewat serangkaian proses yang sistematik guna mengungkapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan alam semesta.
Menurutu Abruscato (1992:6) sains dipandang dari berbagai segi, yaitu:
1) Sains adalah proses kegiatan mengumpulkan informasi secara sistematik tentang dunia sekitar.
2) Sains adalah pengetahuan yang diperoleh melalui proses kegiatan tertentu.
3) Sains dicirikan oleh nilai-nilai dan sikap para ilmuan menggunakan proses ilmiah dalam memperoleh pengetahuan.
Pengertian lain yang juga sangat singkat tetapi bermakna adalah “science as a way of knowing” (Trowbridge & Baybee, 1990:48). Frase ini mengandung ide bahwa sains adalah proses yang sedang berlangsung dengan fokus pada pengembangan dan pengorganisasian pengetahuan.
Powler (dalam Winaputra, 1992:122) mengemukakan bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dan hasil observasi dan eksperimen. Sistematis (teratur) artinya pengetahuanitu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang tuth, seedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten.
Winaputra (1992:123) mengemukakaan bahwa tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi merupakan cara kerja, cara berfikir, dan cara memecahkan masalah.
Dengan kata lain, sains adalah proses kegiatan yang dilakukan para saintis dalam memperoleh pengetahuan dan sikap terhadap proses kegiataan tersebut. Sains didasarkan pula pada pendekatan empirik dengan assumsi bahwa alam raya ini dapat dipelajari, dipahami, dan dijelaskan yang semata-mata tidak bergantung pada metoda kausalitas tetapi melalui proses tertentu. Misalnya, observasi, eksperimen, dan analisis rasional. Dengan menggunakan proses dan sikap ilmiah seperti berlaku obyektif dan jujur dalam mengumpulkan dan mengevaluasi data akan melahirkan penemuan-penemuan baru yang menjadi produk sains.
Ada 3 karakteristik utama sains menurut Harlen (1997), yakni pertama, memandang bahwa setip orang mempunyai kewenangan untuk menguji validitas (kesahihan) prinsip dan teori ilmiah.Kedua, memeberi pengertian adanya hubungan antara fakta-fakta yang diobservasi. Ketiga, memberi makna bahwa teori sains akan berubah atas dasar perangkat pendukung teori tersebut.
Budi juga mengutip beberaa pendapat para ahli dan mengemukakan beberapa rincian hakikat sains, diantaranya
1) Sains adalah bangunan atau deretan konsep atau skema konseptual  (conceptuall schemes) yang saling berhubungan sebagai hasil eksperimentasi dan observsi (Conant, dalam Kuslan dan Stone, 1978).
2) Sains adalah bangunan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metoda observasi (Fisher, 1975).
3) Sains adalah suatu sistem untuk memahami alam semsta melalui data yang dikumpulkan melalui atau eksperimen yang dikontrol (Carin and Sund, 1989).
4) Sains adalah aktivitas pemecahan masalah oleh manusia yang termotivasi oleh keingintahuan akan alam disekelilingnya dan keinginan untuk memahami, menguasai, dan mengolahnya demi memenuhi kebutuhan (Dawso, 1994).
Secara umum dapat dikatakan sains adalah pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh dengan cara yang terkontrol.

Pembagian Hakikat IPA
Dalam memahami alam (proses sains) dan pengetahuan yang dihasilkan adalah fakta, konsep, prinsip dan teori (produk sains). Karena IPA sebagai produk tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sebagai proses. Dan harus didukung oleh sikap ilmiah berupa keyakinan akan nilai yang harus dipertahankan ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan alam.
a.       IPA Sebagai Ilmu
1.      Pengertian
Paul Hurs (1983) menyatakan bahwa krisis dalam pendidikan IPA terletak pada tekanan-tekanan untuk menegakkan pengakuan- pengakuan (legitimasi) akan pendidikan sains sebagai disiplin ilmu dan untuk mengajukan bukti akan kegunaan dan berharganya penelitian- penelitian yang dihasilkannnya. Sebagian dari legitimasi itu terletak pada deskripsi yang lebih cepat mengenai pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk pendidikan sains. Deskripsi semacam itu bukan hanya harus memberi arti pada penelitian dan hal- hal yang bersifat praktis, melainkan juga menjalin hubungan dengan ilmu yang lain.

2.      3 Aspek Sains Sebagai Ilmu
Sains sebagai ilmu secara umum sekurang- kurangnya mencakup 3 aspek yaitu aspek aktivitas, metoda dan pengetahuannya. Ketiga aspek tersebut merupakan kesatuan logis yang mesti ada secara berurutan. Artinya keberadaan dan perkembangan ilmu harus diusahakan dengan aktivitas manusia aktivitas harus dilaksanakan dengan menggunakan metode tertentu dan akhirnya aktivitas metodis tersebut akan menghasilkan pengetahuan yang sistematis.Sains sebagai aktivitas manusia mengandung tiga dimensi (The Liang Gie, 1991), yaitu:
-          Rasional
Merupakan proses pemikiran yang berpegang pada kaidah- kaidah logika.
-          Kognitif
Merupakan proses mengetahui dan memperoleh pengetahuan
-          Teleologis
Artinya untuk mencapai kebenaran, memberikan penjelasan / pencerahan dan melakukan penerapan dengan melalui peramalan dan pengendalian.

Sains sebagai suatu metode dapat berbentuk :
-          Pola Prosedural, yang meliputi Pengamatan, Pengukuran, Deduksi, Induksi, Analisis, Sintesis, dll.
-          Tata langkah, yaitu urutan proses yang diawali dengan penentuan masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan data, penarikan kesimpulan dan pengujian hasil.
Dalam perkembangan tata langkah ini dikenal dengan metode ilmiah sains sebagai pengetahuan yang sistematis terkait dengan obyek material atau bidang permasalahan yang dikaji. Obyek material sains dapat dibedakan atas: Benda fisik/mati, Makhluk hidup, Peristiwa social, Ide abstrak.
Dengan pengertian seperti itu maka sains dapat digambarkan sebagai suatu segitiga sama sisi dimana masing- masing titik sudutnya merupakan aktivitas, metode, dan pengetahuan. Dimensi sains yang meliputi beberapa aspek seperti tersebut diatas dapat dilakukan seperti gambar 1.
Rasional

Kognitif                      Aktivitas                     Teleologis

Sains
Ilmu

Metode                                                     Pengetahuan
-          Pola Prosedural                                         Obyek material
-          Tata langkah                                                   - Benda fisik/mati
-   Makhluk hidup
-   Peristiwa sosial
-   Ide abstrak

Gambar 1. Dimensi Sains Sebagai Ilmu

Sains dalam arti khusus sebagai ilmu pengetahuan alam memiliki obyek material banda fisik yang meliputi segala benda/materi yang ada di bumi (Tanah,Air, Udara) dan antariksa (Galaksi, Matahari, Planet, Satelit).

B.     IPA Sebagai Produk
1.      Pengertian
Webster’s : New Lollegiate Dictionary (1981) menyatakan natural science knowledge concerned with the physical world and its phenomena”, yang artinya Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan tentang alam dan gajala- gejalanya. Sedangkan didalam Purnell’s ; Concise Dictionary of Science  (1983) tercantum definisi “Science the board field of human knowledge, ecquired by systematic observation and experiment, and explained by means of rules, laws, principles, theories, and hypotheses”, artinya Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan manusia yang luas didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori, dan hipotesa-hipotesa. Ada pula yang mendefinisikan demikian : “IPA adalah apa yang dilakukan oleh para ahli IPA”.
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin disebut juga sebagai produk IPA, ini merupakan kumpulan hasil kegiatan empirik dan kegiatan analitik yang dilakukan oleh para ilmuwan selama berabad-abad.
Bentuk Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori IPA. Jika ditelaah lebih lanjut maka fakta-fakta merupakan hasil dari kegiatan empiric dalam IPA sedangkan konsep-konsep, prisip-prinsip, dan teori-teori dalam IPA merupakan hasil dari kegiatan analitik.
Sains sebagai produk berisi prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori yang dapat menjelaskan dan memahami alam dari berbagai fenomena yang terjadi di dalamnya (sarkim, 1988: 129). Oleh sebab itu dikatakan pula bahwa sains merupakan satu sistem yang dikembangkan oleh manusia untuk mengetahui diri dan lingkungannya.
Sains sebagai produk keilmuan akan mencakup konsep-konsep. hukum- hukum, dan teori-teori yang dikembangkan sebagai penemuan rasa ingin tahu manusia , dan juga untuk keperluan praktis manusia.
Carin dan Sund (1989) mengajukan tiga kreteria yang harus dipenuhi oleh suatu teori di dalam sains, yaitu (1) mampu menjelaskan fenomena yang terjadi melalui pengamatan (observasi), (2) mampu menjelaskan peristiwa yang akan terjadi (prediksi), (3) dapat diuji kebenarannya melalaui percobaan- percobaan yang sejenis (eksperimen).
Sains sebagai disiplin ilmu disebut produk sains karena isinya merupakan kumpulan hasil kegiatan empiric yang berupa fakta dan kegiatan analitik yang berupa konsep, prinsip, hukum , dan teori.
     
2.      Produk Sains
-          Fakta IPA
Fakta merupakan produk sains yang paling dasar.Fakta diperoleh dari hasil observasi secara intensif dan kontinu atau terus menerus, secara verbal fakta adalah pernyataan tentang benda yang benar-benar ada atau peristiwa yang sungguh terjadi.
Iskandar (1997:3) menyatakan bahwa fakta adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi dan sudah dikonfirmasi secara obyektif.
Susanto (1991:3) mengartikan fakta sebagai ungkapan tentang sifat-sifat suatu benda, tempat, atau waktu adanya atau terjadinya suatu benda atau kejadian.
“Facts” are the specific types of information which the student is expected to remember. The may include dates, names, of persons or event, and descriptions (Worthen & Sanders, 1986). Fakta adalah bentuk informasi yang spesifik yang harus diingat oleh siswa.Termasuk di dalamnya , waktu kejadian, nama orang atau peristiwa yang harus diingat. Contoh produk sains yang merupakan fakta adalah:
Ø  Gula rasanya manis
Ø  Air membeku pada suhu 0  c
Ø  Atom hydrogen memiliki satu electron.
Ø  Merkurius adalah planet terdekat dengan matahari
Ø  Ular termasuk golongan reptilian
Ø  Logam tenggelam dalam air
Ø  Bentuk bulan yang terliahat dari bumi berubah-ubah
Ø  Katak berkembang biak dengan cara bertelur

-          Konsep IPA
Konsep dalam sains dinyatakan sebagai abstraksi tentang benda atau peristiwa alam. Konsep juga diartikan sebagai suatu definisi atau penjelasan. Konsep juga merupakan suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta sains yang saling berhubungan. Konsep adalah kosakata khusus yang dipelajari siswa. Siswa diharapkan dapat menjelaskan konsep yang dipelajari, mengenal ilustrasi konsep, kesamaan suatu konsep dan mengtahui bahwa penggunaan konsep itu benar atau salah.“A concept has been learned when an individual responds to a wide variety of stimuli that belong tothe same category or calassification” (Page, Thomas, Marshall, 1980). Suatu konsep dianggap telah dipelajari jika seseorang dapat memberikan tanggapan terhadap pertanyaan atau rangsangan yang bervariasi atau kategori yang sama. Abstraksi atau konsepsi tentang masing- masing konsep tersebut adalah:
Ø  Hewan bedarah dingin adalah hewan yang menyesuaikan suhu tubuhnya dengan suhu lingkungannya.
Ø  Gas adalah zat yang bentuk dan volumenya dapat berubah-ubah.
Ø  Satelit adalah benda angkasa yang bergerak mengelilingi planet.
Ø  Air adalah zat yang molekulnya tersusun atas 2 atom hydrogen dan 1 atom oksigen
Contoh produk sains yang merupakan konsep adalah hewan berdarah dingin, gas, satelit, air, semua zat tersusun atas partikel-partikel ; benda-benda hidup dipengaruhi oleh lingkungan ; materi akan berubah tingkat wujudnya bila menyerap atau melepaskan energy.
-          Prinsip IPA
Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan diantara konsep-konsep IPA.“Principlesbring stogether a large number or facts or describe the interrelationship of facts”(Worthen and Sanders, 1986). Prinsip merupakan kumpulan sejumlah besar fakta atau menjelaskan saling keterhubungan sejumlah fakta. Prinsip IPA bersifat analitik sebab merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari beberapa contoh. Menurut para ilmuan prinsip merupakan deskripsi yang paling tepat tentang objek atau kejadian. Prinsip dapat berubah bila observasi baru dilakukan, sebab prinsip bersifat tentative. Contoh produk sains yang merupakan prinsip ialah udara yang dipanaskan memuai, adalah prinsip yang menghubungkan konsep-konsep udara, panas, dan pemuaian. Prinsip ini menyatakan jika udara dipanaskan maka akan memuai. Contoh lainnya yaitu semakin besar kuat cahaya, hasil fotosintesis semakin banyak. Selain itu larutan yang bersifat asam bila yang dicampur dengan larutan yang bersifat basa akan membentuk garam yang bersifat netral.
-          Hukum IPA
Hukum adalah prinsip yang bersifat spesifik.Hukum sains adalah prinsip-prinsip yang sudah diterima kebenarannnya yang meskipun sifatnya tentative tetapi mempunyai daya uji yang kuat sehingga dapat bertahan dalam waktu yang relative lama. Kekhasan hukum dapat ditunjukkan dari :
Ø  Bersifat lebih kekal karena telah berkali-kali mengalami pengujian.
Ø  Pengkhususannya dalam menunjukkan hubungan antar variable..
Contoh:
Ø  Hukum Ohm menunjukkan hubungan antara hambatan dengan kuat harus dan tegangan listrik, yaitu “ besarnya hambatan sebanding dengan besarnya tegangan listrik tetapi berbanding terbalik dengan kuat arusnya”.Hukum tersebut secara matematis dibahaskan dalam bentuk persamaan :


Ø  Hukum Avogadro : menjelaskan tentang hubungan antara jumlah molekul dengan volume suatu gas yaitu: “pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang volumenya sama mengandung jumlah molekul yang sama banyak”. Maksudnya bila dua volum gas hydrogen bereaksi dengan satu volume gas oksigen membentuk dua volume uap air, yang dapat dinyatakan dalam persamaan reaksi:
2H2 + O2                     2H2O

-          Teori IPA
Teori adalah generalisasi tentang berbagai prisip yang dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena alam.teori juga dapat berubah jika ada bukti-bukti baru yang berlawanan dengan teori tersebut. Contoh produk sains yang merupakan teori adalah :
Ø  Teori Meteorologi memprediksi kapan akan mulai musim penghujan atau menjelaskan mengapa terjadi gelombang tsunami.
Ø  Teori Atom menjelaskan bagaimana kekekalan massa baik sebelum reaksi maupun sesudah reaksi kimia terjadi.
Ø  Teori Geosentrik alam semesta yang menonjol lima ratus tahun yang lalu sekarang hanya merupakan bagian dari segala dan tidak berklaku lagi.
Untuk mendapatkan produk sains seperti tersebut diatas para ilmuan melakukan kegiatan yang dikenal dengan proses sains. Oleh karena itu sains sebagai suatu produk tidak bisa lepas dari sains sebagai suatu proses.

C.     IPA Sebagai Proses
1.      Pengertian
Pengkajian sains dari segi proses disebut juga keterampilan proses sains (sains science process skills) atau disingkat saja denga proses sains. Proses sains adalah sejumlah keterampilan untuk mengkaji fenomena alam dengan cara-cara tertentu untuk memperoleh ilmu dan pengembangan  ilmu itu selanjutnya. Dengan keterampilan proses siswa dapat mempelajari sains sesuai dengan apa yang para ahli sains lakukan, yakni melalui pengamatan, klasifikasi, inferensi, merumuskan hipotesis, dan melakukan eksperimen.
      Beberapa ahli memberi kontribusi dalam pengertian dan penerapan proses sains. Disarankan agar proses sains difokuskan pada alat atau cara untuk menemukan produk sains. Seorang guru tidaklah lagi berfikir bahwa sains adalah “ kata benda- badan pengetahuan atau fakta yang harus dihafal-tetapi sebagai” tata kerja”- aktif, berbuat, menyelidiki. Pada tingkat ini bagaimana siswa mendapatkan informasi sains jauh lebih baik daripada berapa banyak materi sains yang diketahui.
       Memang pada prakteknya apa yang dikenal sebagai IPA tidak dapat dipisahkan dari metoda-metoda penelitian. Memahami IPA lebih dari hanya mengetahui fakta-fakta dalam IPA, memahami IPA berarti juga memahami proses IPA, yaitu memahami bagaimana mengumpulkan fakta-fakta dan memahami bagaimana menghubungkan fakta-fakta untuk menginterpretasikannya. Para ilmuan mempergunakan berbagai prosedur empiric dan prosedur analitik dalam usaha mereka untuk memahami alam semesta ini. Prosedur-prosedur tersebut disebut proses ilmiah atau proses sains.
Proses sains adalah perubahan dalam dimensi afektif dan psikomotor yakni sejauh mana siswa mengalami kemajuan dalam proses sains yang antara lain meliputi kemampuan observasi, klasifikasi, kuantifikasi, inferensi, komunikasi dan proses lainnya.
Seorang ilmuan menggunakan cara khusus untuk memecahkan masalah yang dihadipinya. Cara memecahkan masalah itu sering diberi nama “Metode Ilmiah” seorang ilmuan umumnya bekerja secara ilmiah, yaitu menggunakan metoda ilmiah. Berikut adalah langkah-langkah metoda ilmiah, yaitu :
a)      Menyadari adanya masalah dan keinginan untuk memecahkan. Masalah perlu dirumuskan dengan jelas, dan dibatasi ruang lingkupnya agar pemecahannya lebih terfokus.
b)      Mengumpulkan data yang ada hubungannya dengan masalah. data yang terkumpul diolah/dianalisis atau disintesis untuk merumuskan hipotesis.
c)      Merumuskan hipotesis berdasarkanalasan atau pengetahuan yang merupakan jawaban sementara terhadap suatu masalah. Hipotesis bersifat tentative dan dapat diuji apakah benar atau diterima atau salah atau ditolak.
d)     Menguji hipotesis, dapat ditempuh dengan cara melakukan eksperimen atau melakukan observasi tergantung dengan cara melakukan eksperimen.
e)      Menarik kesimpulan, kesimpulan dibuat berdasar data atau informasi yang dikumpulkan dalam eksperimen atau observasi. Data atau informasi yang dimaksud adalah data atau informasi dalam rangka pengujian hipotesis.
Hasil belajar sains dari segi proses dapat dibedakan dari produk dengan melihat proses yang dilakukan siswa dalam belajara. konsep air membeku pada 0 dan mendidih pada 100 , misalnya dapat saja diketahu siswa denga membaca buku atau diberitahukan oleh guru. akan tetapi,kesan pengetahuan yang diperolehnya akan sangat berbeda jika melihat sendiri dengantermometer pada suhu berapa air yang membeku dan yang mendidih.
2.      Keterampilan Proses IPA
Pada tingkat sekolah dasar, Rezba, et.al. (1955)  menyarankan untuk menguasai keterampilan dasar proses sains (Basic Science process skills).
Keterampilan proses IPA atau keterampilan sains sering disebut juga keterampilan belajar seumur hidup, sebab keterampilan dapat juga dipakai untuk kehidupan sehari-hari dan untuk bidang studi yang lain. Keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuan (Iskandar, 1997: 5) . Untuk melakukan proses sains dibutuhkan berbagi macam keterampilan antara lain keterampilan:
-          Mongobservasi
IPA selalu memulai dengan observasi.Observasi merupakan langkah pertama yang penting bagi seorang ilmuan untuk memulai menggunakan metoda ilmiah.”Observasi” atau”pengamatan”, apakah sama artinya dengan melihat? observasi lebih daripada sekedar melihat dengan mata. mengobservasi atau mengamati adalah keterampilan untuk mendapatkan data atau informasi dengan menggunakan indera.Dapat dilakukan dengan cara melihat, meraba, mengcap, membau, dan mendengar. tetapi serinng pula ilmuan harus mengamati sesuatu yang tidak dapat dilihat, didengar, diraba, dan dirasa. Untuk itu ia sering menggunakan alat, sering pula inderanya tidak cukup untuk dipercaya dan hasilnya yang kurang memuaskan sebagai contoh dengan mengobservasi dapat diperoleh informasi tentang warma, bentuk, dan gerakannya.
-          Mengklasifikasi atau Menggolongkan
Merupakan keterampilan untuk melihat persamaan dan perbedaan suatu obyek sehingga dengan dasar tersebut obyek dapat dikelompokkan atau dipisahkan dari yang lain. contohnya pengkelompokkan makhluk hidup yang memiliki persamaan yaitu kelompok hewan yang bersayap dan bekaki enam meliputi balalang, kupu-kupu dan  nyamuk.
-          Menyimpulkan
Menyimpulkan merupakan kemampuan untuk menyatakan hasil penilaian atau suatu obyek atau kejadian atau fenomena.Penilaian tersebut ditentukan atau dasar fakta dan konsep atau prinsip-prinsip yang telah diketahui. Contoh proses menyimpulkan adalah bila dari kegiatan pengamatan terhadap perubahan kertas yang ditetesi dengan berbagai macam larutan.

-          Mengiferensi
Merupakan kemampuan untuk membuat ramalan tentang kejadian yang akan datang berdasarkan hasil observasi yang pernah dilakukan, konsep atau prinsip yang telah diketahui. Oleh karena itu keterampilan menginferensi disebut juga dengan istilah memprediksi.  Contoh proses menginferensi adalah bila dari hasil observasi sebelumnya telah disimpulkan bahwa larutan yang bersifat asam akan merubah warna kertas lakmus menjadi merah atau orange, larutan yang bersifat basa akan merubah warna kertas lakmus menjadi biru dan cairan yang bersifat netral tidak merubah warna kertas lakmus.

-          Mengukur
Mengukur adalah keterampilan untuk menentukan kuantitas alat ukuran suatu obyek dengan membandingkan atau menggunakan alat ukur yang sesuai.Misalnya untuk mengukur suhu digunakan thermometer, untuk mengukur panjang digunakan mistar, dan untuk mengukur pH digunakan pH meter.

-          Menggunakan hubungan antar ruang dan waktu
Meliputi keterampilan untuk menjelaskan posisi suatu benda terhadap benda yang  lain, menjelaskan posisi benda terhadap waktu dan membuat dugaan keadaan yang akan datang berdasarkan apa yang telah diketahui saat ini. Contoh : dari hasil pengamatan dan pengukuran tinggi dan arah bayangan benda yang terbentuk karena sinar matahari pada pukul 07.00, 08.00, 09.00, dan 10.00 dapat menggunakannya untuk memprediksi atau untuk memnentukan dimana arah atau tinngi bayangan benda tersebut pada pukul 14.00  atau 15.00.

-          Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan adalah menyampaikan perolehan atau hasil belajar atau penemuannya pada orang lain. Penyampaiannya dapat secara lisan atau tertulis.Perwujudannya bisa dalam bentuk gambar, grafik, diagram, atau skema dan cerita atu uraian yang mudah dipahami.

-          Merancang penelitian
Merupakan keterampilanproses yang terintegrasi dan dibutuhkan pula keterampilan merumuskan hipotesis, menetukan atau mengidentifikasi variable dan merumuskan devinisi operasional.

-          Melakukan Eksperimen
Adalah keterampilan proses terintegrasi, bahkan merupakan puncak atau muara dari keterampilan proses yang lain.Dalam melakukan eksperimen juga diperlukan keterampilan menafsirkan, menganalisis, dan mensintesis data.
Dalam melakukan proses sains agar menghasilkan produk yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya perlu dilandasi dengan sikap yang ilmiah.Beberapa kreteria yang termasuk sikap ilmiah utama dalam berproses sains ialah:
1.   Obyektif terhadap fakta artinya mengungkapkan apa adanya, misalnya rasa senang atau tidak senang terhadap obyek. Obyektifitas dalam proses sains agar produk yang dihasilkan dapat diuji kebenarannya oleh orang lain.
2.      Terbuka, artinya bersedia menerima atau mempertimbangkan pendapat atau hasil penemuan orang lain yang secara keilmuan benar, sekalipun pendapat atau penemuan itu bertentangan denga penemuannya sendri.
3.      Teliti, artinya cermat dalam melakukan observasi atau pengukuran.
4.      Krisis atau gelisah terhadap permasalahan yang ada sehingga timbul keingintahuan terhadap masalah tersebut dan terdorong untuk menyelidikinya.
5.      Tidak putus asa.
Dari penjelasan tersebut bahwa secara utuh dan sitematis hakikat sains adalah suatu kesatuan antara proses, sikap, dan produk. Keterkaitan tersebut dapat digambarkan dalam skema pada gambar  2.

Proses                                                                          Produk
Ilmiah                                                                          Ilmiah
 



Sikap
Ilmiah
Gambar 2. Hakikat Sains
Diagram tersebut memilikin arti bahwa dengan dilandasi oleh sikap yang ilmiah dalam menjalankan proses ilmiah atau sains akan dihasilkan produk yang ilmiah. Selanjutnya suatu produk ilmiah dapat mendorong terjadinya proses ilmiah yang baru dan akan menumbuhkan atau menguatkan sikap ilmiah yang telah dimiliki .




Daftar Pustaka

            Iskandar, Sarin.M. 1997. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Depdikbud.
Asy’ari, Muslichach. 2006. Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat Dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
            Bundu, Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah. Jakarta: Depdiknas.
            Samatowa, Usman. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.           
Kartono. 2011. Keterampilan Proses Sains SD (online).












Tidak ada komentar:

Posting Komentar