A. Pengertian
Hakikat IPA
Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA
dikenal juga dengan istilah sains. Kata sains ini berasal dari bahasa Latin
yaitu Scientia yang berarti “saya tahu”. Dalam bahasa
Inggris, kata sains berasal dari kata science
yang berarti “pengetahuan”. IPA biasa disebut juga dengan natural science. Natural artinya alamiah
dan berhubungan dengan alam, sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. Jadi
sains secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan tentang alam atau
yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Singkatnya IPA
adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan
segala isinya (Hendro Darmojo, 1992:3).
Dalam perkembangannya, science sering diterjemahkan sebagai
sains yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) saja. Penggunaan kata sains
sebagai ganti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ini perlu dipertegas untuk
membedakannya dari pengertian social
science, educational science, political science, dan penggunaan kata science lainnya.
Hampir setengah abad yang lalu, Vessel
(1965) memberikan jawaban yang sangat singkat tetapi bermakna yakni “science is what scientists do”. Sains
adalah apa yang dikerjakan para ahli sains (saintis).
Pada
bagian lain Vessel (1965:3), mengemukakan bahwa “science is an intellectual search involving inquiry, rational thought,
and generalitazion”.Hal itu mencakup teknis sains yang sering disebut
sebagai proses sains, sedangkan hasilnya berupa fakta-fakta dan prinsip biasa
disebut produk sains.
Campbell mendefinisikan sains sebagai
pengetahuan yang bermanfaat dan cara bagaimana atau metoda untuk memperolehnya
(Poedjiadi, 1987). Sedang menurut Carin & Sund (1989) sains adalah suatu
sistem untuk memahami alam semesta melalui observasi dan eksperimen yang
terkontrol.
Selain
itu Nash 1993 (dalam Hendro Darmojo, 1992:3) dalam bukunya The Nature of Science, menyatakan bahwa IPA itu adalah suatu cara
atau metoda untuk mengamati alam.
Dalam bukunya yang berjudul “Teaching Children Science” Abruscato
(1996) juga mendefinisikan tentang sains sebagai pengetahuan yang diperoleh
lewat serangkaian proses yang sistematik guna mengungkapkan segala sesuatu yang
berkaitan dengan alam semesta.
Menurutu
Abruscato (1992:6) sains dipandang dari berbagai segi, yaitu:
1)
Sains adalah proses kegiatan mengumpulkan informasi secara sistematik tentang
dunia sekitar.
2)
Sains adalah pengetahuan yang diperoleh melalui proses kegiatan tertentu.
3)
Sains dicirikan oleh nilai-nilai dan sikap para ilmuan menggunakan proses
ilmiah dalam memperoleh pengetahuan.
Pengertian lain yang juga sangat singkat
tetapi bermakna adalah “science as a way
of knowing” (Trowbridge & Baybee, 1990:48). Frase ini mengandung ide
bahwa sains adalah proses yang sedang berlangsung dengan fokus pada
pengembangan dan pengorganisasian pengetahuan.
Powler (dalam Winaputra, 1992:122)
mengemukakan bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala
alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum
yang berupa kumpulan dan hasil observasi dan eksperimen. Sistematis (teratur)
artinya pengetahuanitu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu
dengan yang lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya
merupakan satu kesatuan yang tuth, seedangkan berlaku umum artinya pengetahuan
itu tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara
eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten.
Winaputra (1992:123) mengemukakaan bahwa
tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup,
tetapi merupakan cara kerja, cara berfikir, dan cara memecahkan masalah.
Dengan kata lain, sains adalah proses
kegiatan yang dilakukan para saintis dalam memperoleh pengetahuan dan sikap
terhadap proses kegiataan tersebut. Sains didasarkan pula pada pendekatan
empirik dengan assumsi bahwa alam raya ini dapat dipelajari, dipahami, dan
dijelaskan yang semata-mata tidak bergantung pada metoda kausalitas tetapi
melalui proses tertentu. Misalnya, observasi, eksperimen, dan analisis
rasional. Dengan menggunakan proses dan sikap ilmiah seperti berlaku obyektif
dan jujur dalam mengumpulkan dan mengevaluasi data akan melahirkan
penemuan-penemuan baru yang menjadi produk sains.
Ada 3 karakteristik utama sains menurut
Harlen (1997), yakni pertama, memandang bahwa setip orang mempunyai kewenangan
untuk menguji validitas (kesahihan) prinsip dan teori ilmiah.Kedua, memeberi
pengertian adanya hubungan antara fakta-fakta yang diobservasi. Ketiga, memberi
makna bahwa teori sains akan berubah atas dasar perangkat pendukung teori
tersebut.
Budi
juga mengutip beberaa pendapat para ahli dan mengemukakan beberapa rincian
hakikat sains, diantaranya
1)
Sains adalah bangunan atau deretan konsep atau skema konseptual (conceptuall
schemes) yang saling berhubungan sebagai hasil eksperimentasi dan observsi
(Conant, dalam Kuslan dan Stone, 1978).
2)
Sains adalah bangunan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metoda
observasi (Fisher, 1975).
3)
Sains adalah suatu sistem untuk memahami alam semsta melalui data yang
dikumpulkan melalui atau eksperimen yang dikontrol (Carin and Sund, 1989).
4)
Sains adalah aktivitas pemecahan masalah oleh manusia yang termotivasi oleh
keingintahuan akan alam disekelilingnya dan keinginan untuk memahami,
menguasai, dan mengolahnya demi memenuhi kebutuhan (Dawso, 1994).
Secara
umum dapat dikatakan sains adalah pengetahuan manusia tentang alam yang
diperoleh dengan cara yang terkontrol.
Pembagian
Hakikat IPA
Dalam memahami alam (proses sains) dan
pengetahuan yang dihasilkan adalah fakta, konsep, prinsip dan teori (produk
sains). Karena IPA sebagai produk tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya
sebagai proses. Dan harus didukung oleh sikap ilmiah berupa keyakinan akan
nilai yang harus dipertahankan ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan
alam.
a. IPA
Sebagai Ilmu
1. Pengertian
Paul
Hurs (1983) menyatakan bahwa krisis dalam pendidikan IPA terletak pada tekanan-tekanan
untuk menegakkan pengakuan- pengakuan (legitimasi) akan pendidikan sains
sebagai disiplin ilmu dan untuk mengajukan bukti akan kegunaan dan berharganya
penelitian- penelitian yang dihasilkannnya. Sebagian dari legitimasi itu
terletak pada deskripsi yang lebih cepat mengenai pengetahuan, keterampilan,
dan sikap untuk pendidikan sains. Deskripsi semacam itu bukan hanya harus
memberi arti pada penelitian dan hal- hal yang bersifat praktis, melainkan juga
menjalin hubungan dengan ilmu yang lain.
2. 3
Aspek Sains Sebagai Ilmu
Sains
sebagai ilmu secara umum sekurang- kurangnya mencakup 3 aspek yaitu aspek
aktivitas, metoda dan pengetahuannya. Ketiga aspek tersebut merupakan kesatuan
logis yang mesti ada secara berurutan. Artinya keberadaan dan perkembangan ilmu
harus diusahakan dengan aktivitas manusia aktivitas harus dilaksanakan dengan
menggunakan metode tertentu dan akhirnya aktivitas metodis tersebut akan
menghasilkan pengetahuan yang sistematis.Sains sebagai aktivitas manusia
mengandung tiga dimensi (The Liang Gie, 1991), yaitu:
-
Rasional
Merupakan proses
pemikiran yang berpegang pada kaidah- kaidah logika.
-
Kognitif
Merupakan proses
mengetahui dan memperoleh pengetahuan
-
Teleologis
Artinya untuk
mencapai kebenaran, memberikan penjelasan / pencerahan dan melakukan penerapan
dengan melalui peramalan dan pengendalian.
Sains sebagai
suatu metode dapat berbentuk :
-
Pola Prosedural, yang
meliputi Pengamatan, Pengukuran, Deduksi, Induksi, Analisis, Sintesis, dll.
-
Tata langkah, yaitu
urutan proses yang diawali dengan penentuan masalah, perumusan hipotesis,
pengumpulan data, penarikan kesimpulan dan pengujian hasil.
Dalam perkembangan tata langkah ini
dikenal dengan metode ilmiah sains sebagai pengetahuan yang sistematis terkait
dengan obyek material atau bidang permasalahan yang dikaji. Obyek material
sains dapat dibedakan atas: Benda fisik/mati, Makhluk hidup, Peristiwa social,
Ide abstrak.
Dengan pengertian seperti itu maka
sains dapat digambarkan sebagai suatu segitiga sama sisi dimana masing- masing
titik sudutnya merupakan aktivitas, metode, dan pengetahuan. Dimensi sains yang
meliputi beberapa aspek seperti tersebut diatas dapat dilakukan seperti gambar
1.
Sains
Ilmu
Metode Pengetahuan
-
Pola Prosedural Obyek material
-
Tata langkah - Benda fisik/mati
- Makhluk
hidup
- Peristiwa
sosial
- Ide
abstrak
Gambar 1. Dimensi Sains
Sebagai Ilmu
Sains dalam arti khusus sebagai ilmu
pengetahuan alam memiliki obyek material banda fisik yang meliputi segala
benda/materi yang ada di bumi (Tanah,Air, Udara) dan antariksa (Galaksi,
Matahari, Planet, Satelit).
B. IPA
Sebagai Produk
1. Pengertian
Webster’s : New Lollegiate
Dictionary (1981) menyatakan natural science knowledge concerned with the
physical world and its phenomena”, yang artinya Ilmu Pengetahuan Alam adalah
pengetahuan tentang alam dan gajala- gejalanya. Sedangkan didalam Purnell’s ;
Concise Dictionary of Science (1983)
tercantum definisi “Science the board field of human knowledge, ecquired by
systematic observation and experiment, and explained by means of rules, laws,
principles, theories, and hypotheses”, artinya Ilmu Pengetahuan Alam adalah
pengetahuan manusia yang luas didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen
yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum,
prinsip-prinsip, teori-teori, dan hipotesa-hipotesa. Ada pula yang
mendefinisikan demikian : “IPA adalah apa yang dilakukan oleh para ahli IPA”.
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai
disiplin disebut juga sebagai produk IPA, ini merupakan kumpulan hasil kegiatan
empirik dan kegiatan analitik yang dilakukan oleh para ilmuwan selama
berabad-abad.
Bentuk Ilmu Pengetahuan Alam
sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan
teori-teori IPA. Jika ditelaah lebih lanjut maka fakta-fakta merupakan hasil
dari kegiatan empiric dalam IPA sedangkan konsep-konsep, prisip-prinsip, dan
teori-teori dalam IPA merupakan hasil dari kegiatan analitik.
Sains sebagai produk berisi
prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori yang dapat menjelaskan dan memahami
alam dari berbagai fenomena yang terjadi di dalamnya (sarkim, 1988: 129). Oleh
sebab itu dikatakan pula bahwa sains merupakan satu sistem yang dikembangkan
oleh manusia untuk mengetahui diri dan lingkungannya.
Sains sebagai produk keilmuan akan
mencakup konsep-konsep. hukum- hukum, dan teori-teori yang dikembangkan sebagai
penemuan rasa ingin tahu manusia , dan juga untuk keperluan praktis manusia.
Carin dan Sund (1989) mengajukan
tiga kreteria yang harus dipenuhi oleh suatu teori di dalam sains, yaitu (1)
mampu menjelaskan fenomena yang terjadi melalui pengamatan (observasi), (2)
mampu menjelaskan peristiwa yang akan terjadi (prediksi), (3) dapat diuji
kebenarannya melalaui percobaan- percobaan yang sejenis (eksperimen).
Sains sebagai disiplin ilmu disebut
produk sains karena isinya merupakan kumpulan hasil kegiatan empiric yang
berupa fakta dan kegiatan analitik yang berupa konsep, prinsip, hukum , dan
teori.
2. Produk
Sains
-
Fakta IPA
Fakta merupakan produk sains yang
paling dasar.Fakta diperoleh dari hasil observasi secara intensif dan kontinu
atau terus menerus, secara verbal fakta adalah pernyataan tentang benda yang
benar-benar ada atau peristiwa yang sungguh terjadi.
Iskandar (1997:3) menyatakan bahwa
fakta adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau
peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi dan sudah dikonfirmasi secara
obyektif.
Susanto (1991:3) mengartikan fakta
sebagai ungkapan tentang sifat-sifat suatu benda, tempat, atau waktu adanya
atau terjadinya suatu benda atau kejadian.
“Facts”
are the specific types of information which the student is expected to
remember. The may include dates, names, of persons or event, and descriptions (Worthen
& Sanders, 1986). Fakta adalah bentuk informasi yang spesifik yang harus
diingat oleh siswa.Termasuk di dalamnya , waktu kejadian, nama orang atau
peristiwa yang harus diingat. Contoh produk sains yang merupakan fakta adalah:
Ø Gula
rasanya manis
Ø Air
membeku pada suhu 0
c
Ø Atom
hydrogen memiliki satu electron.
Ø Merkurius
adalah planet terdekat dengan matahari
Ø Ular
termasuk golongan reptilian
Ø Logam
tenggelam dalam air
Ø Bentuk
bulan yang terliahat dari bumi berubah-ubah
Ø Katak
berkembang biak dengan cara bertelur
-
Konsep IPA
Konsep dalam sains dinyatakan
sebagai abstraksi tentang benda atau peristiwa alam. Konsep juga diartikan
sebagai suatu definisi atau penjelasan. Konsep juga merupakan suatu ide yang
mempersatukan fakta-fakta sains yang saling berhubungan. Konsep adalah kosakata
khusus yang dipelajari siswa. Siswa diharapkan dapat menjelaskan konsep yang dipelajari,
mengenal ilustrasi konsep, kesamaan suatu konsep dan mengtahui bahwa penggunaan
konsep itu benar atau salah.“A concept
has been learned when an individual responds to a wide variety of stimuli that
belong tothe same category or calassification” (Page, Thomas, Marshall,
1980). Suatu konsep dianggap telah dipelajari jika seseorang dapat memberikan
tanggapan terhadap pertanyaan atau rangsangan yang bervariasi atau kategori
yang sama. Abstraksi atau konsepsi tentang masing- masing konsep tersebut adalah:
Ø Hewan
bedarah dingin adalah hewan yang menyesuaikan suhu tubuhnya dengan suhu
lingkungannya.
Ø Gas
adalah zat yang bentuk dan volumenya dapat berubah-ubah.
Ø Satelit
adalah benda angkasa yang bergerak mengelilingi planet.
Ø Air
adalah zat yang molekulnya tersusun atas 2 atom hydrogen dan 1 atom oksigen
Contoh produk sains yang merupakan
konsep adalah hewan berdarah dingin, gas, satelit, air, semua zat tersusun atas
partikel-partikel ; benda-benda hidup dipengaruhi oleh lingkungan ; materi akan
berubah tingkat wujudnya bila menyerap atau melepaskan energy.
-
Prinsip IPA
Prinsip IPA adalah generalisasi
tentang hubungan diantara konsep-konsep IPA.“Principlesbring
stogether a large number or facts or describe the interrelationship of facts”(Worthen
and Sanders, 1986). Prinsip merupakan kumpulan sejumlah besar fakta atau
menjelaskan saling keterhubungan sejumlah fakta. Prinsip IPA bersifat analitik
sebab merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari beberapa contoh. Menurut
para ilmuan prinsip merupakan deskripsi yang paling tepat tentang objek atau
kejadian. Prinsip dapat berubah bila observasi baru dilakukan, sebab prinsip
bersifat tentative. Contoh produk sains yang merupakan prinsip ialah udara yang
dipanaskan memuai, adalah prinsip yang menghubungkan konsep-konsep udara,
panas, dan pemuaian. Prinsip ini menyatakan jika udara dipanaskan maka akan
memuai. Contoh lainnya yaitu semakin besar kuat cahaya, hasil fotosintesis
semakin banyak. Selain itu larutan yang bersifat asam bila yang dicampur dengan
larutan yang bersifat basa akan membentuk garam yang bersifat netral.
-
Hukum IPA
Hukum adalah prinsip yang bersifat
spesifik.Hukum sains adalah prinsip-prinsip yang sudah diterima kebenarannnya
yang meskipun sifatnya tentative tetapi mempunyai daya uji yang kuat sehingga
dapat bertahan dalam waktu yang relative lama. Kekhasan hukum dapat ditunjukkan
dari :
Ø Bersifat
lebih kekal karena telah berkali-kali mengalami pengujian.
Ø Pengkhususannya
dalam menunjukkan hubungan antar variable..
Contoh:
Ø Hukum
Ohm menunjukkan hubungan antara hambatan dengan kuat harus dan tegangan
listrik, yaitu “ besarnya hambatan sebanding dengan besarnya tegangan listrik
tetapi berbanding terbalik dengan kuat arusnya”.Hukum tersebut secara matematis
dibahaskan dalam bentuk persamaan :
Ø Hukum
Avogadro : menjelaskan tentang hubungan antara jumlah molekul dengan volume
suatu gas yaitu: “pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang volumenya
sama mengandung jumlah molekul yang sama banyak”. Maksudnya bila dua volum gas
hydrogen bereaksi dengan satu volume gas oksigen membentuk dua volume uap air,
yang dapat dinyatakan dalam persamaan reaksi:
-
Teori IPA
Teori
adalah generalisasi tentang berbagai prisip yang dapat menjelaskan dan
meramalkan fenomena alam.teori juga dapat berubah jika ada bukti-bukti baru
yang berlawanan dengan teori tersebut. Contoh produk sains yang merupakan teori
adalah :
Ø Teori
Meteorologi memprediksi kapan akan mulai musim penghujan atau menjelaskan
mengapa terjadi gelombang tsunami.
Ø Teori
Atom menjelaskan bagaimana kekekalan massa baik sebelum reaksi maupun sesudah
reaksi kimia terjadi.
Ø Teori
Geosentrik alam semesta yang menonjol lima ratus tahun yang lalu sekarang hanya
merupakan bagian dari segala dan tidak berklaku lagi.
Untuk mendapatkan produk sains seperti tersebut diatas para
ilmuan melakukan kegiatan yang dikenal dengan proses sains. Oleh karena itu
sains sebagai suatu produk tidak bisa lepas dari sains sebagai suatu proses.
C. IPA
Sebagai Proses
1. Pengertian
Pengkajian
sains dari segi proses disebut juga keterampilan proses sains (sains science
process skills) atau disingkat saja denga proses sains. Proses sains adalah sejumlah keterampilan untuk mengkaji fenomena alam
dengan cara-cara tertentu untuk memperoleh ilmu dan pengembangan ilmu itu selanjutnya. Dengan
keterampilan proses siswa dapat mempelajari sains sesuai dengan apa yang para
ahli sains lakukan, yakni melalui pengamatan, klasifikasi, inferensi,
merumuskan hipotesis, dan melakukan eksperimen.
Beberapa ahli memberi kontribusi dalam
pengertian dan penerapan proses sains. Disarankan agar proses sains difokuskan
pada alat atau cara untuk menemukan produk sains. Seorang guru tidaklah lagi
berfikir bahwa sains adalah “ kata benda- badan pengetahuan atau fakta yang
harus dihafal-tetapi sebagai” tata kerja”- aktif, berbuat, menyelidiki. Pada
tingkat ini bagaimana siswa mendapatkan informasi sains jauh lebih baik
daripada berapa banyak materi sains yang diketahui.
Memang pada prakteknya apa yang dikenal sebagai
IPA tidak dapat dipisahkan dari metoda-metoda penelitian. Memahami IPA lebih
dari hanya mengetahui fakta-fakta dalam IPA, memahami IPA berarti juga memahami
proses IPA, yaitu memahami bagaimana mengumpulkan fakta-fakta dan memahami
bagaimana menghubungkan fakta-fakta untuk menginterpretasikannya. Para ilmuan
mempergunakan berbagai prosedur empiric dan prosedur analitik dalam usaha
mereka untuk memahami alam semesta ini. Prosedur-prosedur tersebut disebut
proses ilmiah atau proses sains.
Proses
sains adalah perubahan dalam dimensi afektif dan psikomotor yakni sejauh mana
siswa mengalami kemajuan dalam proses sains yang antara lain meliputi kemampuan
observasi, klasifikasi, kuantifikasi, inferensi, komunikasi dan proses lainnya.
Seorang
ilmuan menggunakan cara khusus untuk memecahkan masalah yang dihadipinya. Cara
memecahkan masalah itu sering diberi nama “Metode Ilmiah” seorang ilmuan
umumnya bekerja secara ilmiah, yaitu menggunakan metoda ilmiah. Berikut adalah
langkah-langkah metoda ilmiah, yaitu :
a) Menyadari
adanya masalah dan keinginan untuk memecahkan. Masalah perlu dirumuskan dengan
jelas, dan dibatasi ruang lingkupnya agar pemecahannya lebih terfokus.
b) Mengumpulkan
data yang ada hubungannya dengan masalah. data yang terkumpul diolah/dianalisis
atau disintesis untuk merumuskan hipotesis.
c) Merumuskan
hipotesis berdasarkanalasan atau pengetahuan yang merupakan jawaban sementara
terhadap suatu masalah. Hipotesis bersifat tentative dan dapat diuji apakah
benar atau diterima atau salah atau ditolak.
d) Menguji
hipotesis, dapat ditempuh dengan cara melakukan eksperimen atau melakukan
observasi tergantung dengan cara melakukan eksperimen.
e) Menarik
kesimpulan, kesimpulan dibuat berdasar data atau informasi yang dikumpulkan
dalam eksperimen atau observasi. Data atau informasi yang dimaksud adalah data
atau informasi dalam rangka pengujian hipotesis.
Hasil belajar sains dari segi
proses dapat dibedakan dari produk dengan melihat proses yang dilakukan siswa
dalam belajara. konsep air membeku pada 0
dan mendidih pada 100
, misalnya dapat saja diketahu siswa
denga membaca buku atau diberitahukan oleh guru. akan tetapi,kesan pengetahuan
yang diperolehnya akan sangat berbeda jika melihat sendiri dengantermometer
pada suhu berapa air yang membeku dan yang mendidih.
2. Keterampilan
Proses IPA
Pada
tingkat sekolah dasar, Rezba, et.al. (1955)
menyarankan untuk menguasai keterampilan dasar proses sains (Basic
Science process skills).
Keterampilan proses IPA atau keterampilan
sains sering disebut juga keterampilan belajar seumur hidup, sebab keterampilan
dapat juga dipakai untuk kehidupan sehari-hari dan untuk bidang studi yang
lain. Keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang dilakukan oleh para
ilmuan (Iskandar, 1997: 5) . Untuk melakukan proses sains dibutuhkan berbagi
macam keterampilan antara lain keterampilan:
-
Mongobservasi
IPA
selalu memulai dengan observasi.Observasi merupakan langkah pertama yang
penting bagi seorang ilmuan untuk memulai menggunakan metoda ilmiah.”Observasi”
atau”pengamatan”, apakah sama artinya dengan melihat? observasi lebih daripada
sekedar melihat dengan mata. mengobservasi atau mengamati adalah keterampilan
untuk mendapatkan data atau informasi dengan menggunakan indera.Dapat dilakukan
dengan cara melihat, meraba, mengcap, membau, dan mendengar. tetapi serinng
pula ilmuan harus mengamati sesuatu yang tidak dapat dilihat, didengar, diraba,
dan dirasa. Untuk itu ia sering menggunakan alat, sering pula inderanya tidak
cukup untuk dipercaya dan hasilnya yang kurang memuaskan sebagai contoh dengan
mengobservasi dapat diperoleh informasi tentang warma, bentuk, dan gerakannya.
-
Mengklasifikasi atau
Menggolongkan
Merupakan keterampilan untuk melihat
persamaan dan perbedaan suatu obyek sehingga dengan dasar tersebut obyek dapat
dikelompokkan atau dipisahkan dari yang lain. contohnya pengkelompokkan makhluk
hidup yang memiliki persamaan yaitu kelompok hewan yang bersayap dan bekaki
enam meliputi balalang, kupu-kupu dan
nyamuk.
-
Menyimpulkan
Menyimpulkan
merupakan kemampuan untuk menyatakan hasil penilaian atau suatu obyek atau
kejadian atau fenomena.Penilaian tersebut ditentukan atau dasar fakta dan
konsep atau prinsip-prinsip yang telah diketahui. Contoh proses menyimpulkan
adalah bila dari kegiatan pengamatan terhadap perubahan kertas yang ditetesi
dengan berbagai macam larutan.
-
Mengiferensi
Merupakan
kemampuan untuk membuat ramalan tentang kejadian yang akan datang berdasarkan
hasil observasi yang pernah dilakukan, konsep atau prinsip yang telah
diketahui. Oleh karena itu keterampilan menginferensi disebut juga dengan
istilah memprediksi. Contoh proses
menginferensi adalah bila dari hasil observasi sebelumnya telah disimpulkan
bahwa larutan yang bersifat asam akan merubah warna kertas lakmus menjadi merah
atau orange, larutan yang bersifat basa akan merubah warna kertas lakmus
menjadi biru dan cairan yang bersifat netral tidak merubah warna kertas lakmus.
-
Mengukur
Mengukur
adalah keterampilan untuk menentukan kuantitas alat ukuran suatu obyek dengan
membandingkan atau menggunakan alat ukur yang sesuai.Misalnya untuk mengukur
suhu digunakan thermometer, untuk mengukur panjang digunakan mistar, dan untuk
mengukur pH digunakan pH meter.
-
Menggunakan hubungan
antar ruang dan waktu
Meliputi
keterampilan untuk menjelaskan posisi suatu benda terhadap benda yang lain, menjelaskan posisi benda terhadap waktu
dan membuat dugaan keadaan yang akan datang berdasarkan apa yang telah
diketahui saat ini. Contoh : dari hasil pengamatan dan pengukuran tinggi dan
arah bayangan benda yang terbentuk karena sinar matahari pada pukul 07.00,
08.00, 09.00, dan 10.00 dapat menggunakannya untuk memprediksi atau untuk
memnentukan dimana arah atau tinngi bayangan benda tersebut pada pukul
14.00 atau 15.00.
-
Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan
adalah menyampaikan perolehan atau hasil belajar atau penemuannya pada orang
lain. Penyampaiannya dapat secara lisan atau tertulis.Perwujudannya bisa dalam
bentuk gambar, grafik, diagram, atau skema dan cerita atu uraian yang mudah
dipahami.
-
Merancang penelitian
Merupakan
keterampilanproses yang terintegrasi dan dibutuhkan pula keterampilan
merumuskan hipotesis, menetukan atau mengidentifikasi variable dan merumuskan
devinisi operasional.
-
Melakukan Eksperimen
Adalah
keterampilan proses terintegrasi, bahkan merupakan puncak atau muara dari
keterampilan proses yang lain.Dalam melakukan eksperimen juga diperlukan
keterampilan menafsirkan, menganalisis, dan mensintesis data.
Dalam
melakukan proses sains agar menghasilkan produk yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya perlu dilandasi dengan sikap yang
ilmiah.Beberapa kreteria yang termasuk sikap ilmiah utama dalam berproses sains
ialah:
1. Obyektif
terhadap fakta artinya mengungkapkan apa adanya, misalnya rasa senang atau
tidak senang terhadap obyek. Obyektifitas dalam proses sains agar produk yang
dihasilkan dapat diuji kebenarannya oleh orang lain.
2. Terbuka,
artinya bersedia menerima atau mempertimbangkan pendapat atau hasil penemuan
orang lain yang secara keilmuan benar, sekalipun pendapat atau penemuan itu
bertentangan denga penemuannya sendri.
3. Teliti,
artinya cermat dalam melakukan observasi atau pengukuran.
4. Krisis
atau gelisah terhadap permasalahan yang ada sehingga timbul keingintahuan
terhadap masalah tersebut dan terdorong untuk menyelidikinya.
5. Tidak
putus asa.
Dari penjelasan tersebut bahwa secara
utuh dan sitematis hakikat sains adalah suatu kesatuan antara proses, sikap,
dan produk. Keterkaitan tersebut dapat digambarkan dalam skema pada gambar 2.
Sikap
Ilmiah
Gambar
2. Hakikat Sains
Diagram tersebut
memilikin arti bahwa dengan dilandasi oleh sikap yang ilmiah dalam menjalankan
proses ilmiah atau sains akan dihasilkan produk yang ilmiah. Selanjutnya suatu
produk ilmiah dapat mendorong terjadinya proses ilmiah yang baru dan akan
menumbuhkan atau menguatkan sikap ilmiah yang telah dimiliki .
Daftar
Pustaka
Iskandar, Sarin.M. 1997. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Depdikbud.
Asy’ari,
Muslichach. 2006. Penerapan Pendekatan
Sains-Teknologi-Masyarakat Dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Jakarta:
Depdiknas.
Bundu, Patta. 2006. Penilaian
Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah. Jakarta: Depdiknas.
Samatowa, Usman. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Kartono. 2011.
Keterampilan Proses Sains SD (online).
Tersedia: http://kartono.staff.fkip.uns.ac.id/2011/10/21/keterampilan-proses-sains-sd/
(23 September 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar