SCRIPT IKLAN SOBAT

Sabtu, 21 Februari 2015

KRITERIA IPA UNTUK SEKOLAH DASAR DAN ALASAN IPA DIMASUKAN KE DALAM KURIKULUM IPA

KRITERIA IPA UNTUK SEKOLAH DASAR DAN ALASAN IPA DIMASUKAN KE DALAM KURIKULUM IPA

A.     1. Pengertian IPA untuk SD

a.       IPA untuk SD oleh Paolo dan Marten (dalam Carin, 1993:5)
Ilmu Pengetahuan Alam untuk anak-anak SD didefinisikan sebagai berikut:
1.      Mengamati apa yang terjadi.
2.      Mencoba memahami apa yang diamati.
3.      Mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi.
4.      Menguju ramalan-ramalan dibawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut benar.
b.      IPA untuk SD oleh Connor (1990)
      Secara singkat, Connor (1990) mengemukakan, pendidikan IPA di SD harus secara konsisten berorientasi pada (a) pengembangan keterampilan proses, (b) pengembangan konsep, (c) aplikasi, dan (d) isu social yang berdasar pada IPA.

2.   Kriteria IPA untuk SD
a.    Pembelajaran IPA
            Pembelajaran IPA yang bagaimanakah yang paling cocok dan tepat untuk anak sekolah dasar Indonesia dengan kondisi, karakteristik, dan sikap budaya Indonesia?. Pendekatan belajar mengajar yang paling cocok dan paling efektif untuk menjawab pertanyaan di atas adalah penyesuain pendekatan yang mancakup kekuasaan antara situasi dan belajar anak dengan situasi kehidupan nyata di masyarakat. Selanjutnya menemukan ciri-ciri esensial dari situasi kehidupan yang berbeda-beda akan meningkatkan kemampuan menalar, berprakarsa, dan berpikir kreatif pada anak didik.
            Selanjutnya model belajar yang cocok untuk anak Indonesia adalah belajar melalui pengalaman langsung (learning by doing). Model belajar ini memperkuat daya ingat anak dan biayanya sangat murah sebab menggunakan alat-alat dan media belajar yang ada di lingkungan anak sendiri. Dalam IPA Sekolah Dasar pengalaman langsung memegang peranan penting sebagai pedorong lajunya perkembangan kognitif anak. Pengalaman langsung anak terjadi secara spontan sejak lahir sampai anak berumur 12 tahun. Langkah efesiensi pengalaman langsung tergantung pada konsistensi antara hubungan metode dan obyek dengan tingkat perkembangan kognitif anak. Anak akan siap untuk mengembangkan konsep tertentu hanya bila anak telah memiliki struktur kognitif (schemata) yang menjadi prasyaratnya yakni perkembangan kognitif yang bersifat hirarkhis dan integratif.
            Proses berpikir yang berkembang melalui tahap-tahap daur belajar ini mendorong perkembangan berpikir sietiko-dedukatif dan kritis. Kemanapun menalar dan berpikir ilmiah pada anak.
            Saat ini, para pendidik IPA telah memperkenalkan penggunaan pendakatan daur belajar sebagai strategi untuk mengajarkan IPA. Strategi ini terdiri atas tiga tahap yang berbeda: a) tahap eksplorasi, b) tahap pengenalan konsep, dan c) tahap penerapan konsep. Daur belajar yang mendorong perkembangan konsep IPA sebagai berikut:
a.    Eksplorasi yaitu anak mengalami (mengindera) obyek secara langsung. Pada langkah ini anak memperoleh informasi baru yang adakalanya bertentangan dengan konsep yang telah dimiliknya.
b.   Generalisasi yaitu menarik kesimpulan dari beberapa informasi (pengalaman) yang tampaknya bertentangan dengan yang telah dimiliki anak.
c.    Dedukasi yaitu mengaplikasikan konsep yang baru (generalisasi) itu pada situasi dan kondisi baru.
            Segenap penjabaran kurikulum IPA diberikan di tiap-tiap kelas. Mengenai penjabaran dapat dikatakan kira-kira sama, tetapi perbedaanya terletak pada luas dan dalamnya pembahasan dari tiap-tiap lapangan atau bagian di dalam masing-masing kelas.
            Dengan demikian pengajaran IPA haruslah tepat dan disesuaikan dengan kemampuan serta karakteristik siswanya, sehingga dapat dijabarkan bahwa salah satu cara pengajaran IPA untuk siswa Sekolah Dasar, sebagai berikut:
a.       Pilihan topik di dasarkan atas,
1.      Perhatian anak, dan bukan perhatian orang dewasa;
2.      Kesiapan dan kematangan anak;
3.      Kegunaannya bagi kehidupan anak pada umumnya, dan pada waktu sekarang khususnya;
4.      Memunginkan untuk mendapatkan alat-alat pengajaran yang diperlukan berhubungan dengan topik itu. Misalnya, hendakya jangan membahas banjir pada musim panas.
b.      Metode
Metode yang dipakai hendaknya sebuah metode yang mempunyai kesanggupan untuk menunjukkan kenyataan apa yang akan dipelajari. Karena itu tekanan hendaknya diletakkan kepada hal-hal berikut:
1.      Observasi
Metode observasi adalah salah satu strategi pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual dan media asli dalam rangka membelajarkan siswa yang mengutamakan kebermaknaan proses belajar. Dengan metode observasi siswa akan mrasa tertantang mengeksplorasi rasa keingin tahuannya tentang fenomena dan rahasia alam yang senantiasa menantang. Metode observasi mengedepankan pengamatan langsung kepada obyek yang akan dipelajari. Sehingga siswa mendapatkan fakta berbentuk data yang obyektif yang kemudian dianalisa sesuai tingkat perkembangan siswa. Item yang dianalisa siswa kemudian digunakan sebagai bahan penyusunan evaluasi bagi siswa.

2.      Eksperimen
a.       Eksperimen dikerjakan dengan alat-alat yang sederhana dan murah, kalau mungkin buatan sendiri agar anak-anak dapat bekerja dengan kebebasan, keberanian, kepercayaam diri, dan tanggung jawab.
b.      Eksperimen hendaknya dikerjakan oleh anak sendiri dengan bimbingan guru.
c.       Eksperimen sebaiknya dibuat berpasangan, agar hasil eksperimen dapat dibandingkan.
3.      Mengumpulkan dan mengatur gambar-gambar tentang topik yang sementara dibahas. Aktivitas ini memenuhi dorongan anak untuk mengumpulkan, mengorganisir, dan menyusun gambar-gambar itu, membantu perkembangan intelek dan rasa estetis mereka. Gambar ini merupakan alat peraga yang baik, terlebih mengenai hal-hal yang tidak terdapat di lingkungan anak-anak sendiri.
4.      Mendatangkan orang-orang sebagai resource people (narasumber) untuk menambah perhatian anak dan memperkaya pengalaman anak-anak. Misalnya, pada saat guru ingin menjelaskan tentang materi jenis-jenis burung, bagaimana perbedaan suara, paruh, dan lain-lain, maka guru berinisiatif mendatangkan seorang penjual burung sebagai pengganti alat peraga karena penjual burung adalah seorang ahli yang sudah berpengalaman dalam dunia burung. Dengan hal demikian, tentunya akan menarik perhatian anak dan anak akan lebih aktif mendengarkan, memperhatikan, dan bertanya.
5.      Memelihara tumbuh-tumbuhan dan hewan di sekitar sekolah. Dengan kegiatan tersebut anak akan mendapat fakta-fakta berdasarkan observasi. Di samping itu, kasih sayang akan terbentuk dan anak akan belajar untuk melaporkan apa yang telah mereka amati dari pemeliharaan tumbuh-tumbuhan dan hewan tersebut.
        Pembelajaran IPA di SD merupakan persiapan dimasa depan, dalam hal ini masa depan kehidupan anak ditentukan oleh orang tua. Oleh karenanya, sekolah mempersiapkan mereka untuk hidup dalam masyarakat yang akan datang. Ilmu pengetahuan alam merupakan mata pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan, dan penyajian gagasan-gagasan.
        Mengajarkan IPA kepada siswa SD melalui proses penemuan ilmiah sederhana secara sistematis dengan menggunakan benda yang mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari untuk memberikan kesempatan kepada siswa menyentuh, melakukan tindakan, melihat dan merasakan benda-benda yang dihadapinya dengan menggunakan indra yang dimilikinya sehingga membantu siswa memperoleh dam memahami konsep yang harus mereka kuasai sesuai dengan tahap perkembangan perfikir siswa.

B.     KONDISI PEMBELAJARAN IPA DI SD
      Kita menyadari bahwa pada berbagai masalah dalam pendidikan pada umumnya, pendidikan IPA khususnya sangat kompleks. Karena itu pemikiran-pemikiran masih terus di sumbangkan untuk mencoba memecahkan permasalahan itu. Pendidikan IPA di sekolah dasar dihadapkan pada berbagai masalah seperti fasilitas, buku, media, dan dana, sehingga dalam penerapannya tampak ada kurang pengertian.
     Dikatakan bahwa IPA itu ialah ilmu yang berlandaskan observasi atau pengamatan. Selanjutnya observasi sangat besar peranannya dalam penelitian dan penemuan ilmiah. Observasi ilmiah kadang-kadang melibatkan kegiatan yang relatif sederhana yang menghendaki sedikit persiapan dan interprestasi yang tidak rumit tetapi, adakalanya observasi ilmiah itu merupakan kegiata yang sangat kompleks. Pada umunya pendidikan IPA di sekolah menggambarkan hanya bagian observasi ilmiah pada ujung yang sederhana dari spectrum kegiatan obseravasi ini. Dengan demikian  ada kemungkinan bahwa para siswa akan memperoleh gambaran yang keliru tentang observasi ilmiah.




C.    Tujuan Kriteria IPA untuk SD
      Tujuan pembelajaran IPA di SD adalah dimaknai sebagai suatu yang diharapkan akan dicapai oleh peserta didik setelah melalui suatu proses pembelajaran IPA tertentu disekolah dasar. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan pada langkah awal pembelajaran digunakan sebagai acuan dalam kegiatan bembelajaran dan proses penilaian yang akan dilakukan.
a.       Sebagai alat pendidikan yang berguna untuk mencapai tujuan pendidikan, maka pendidikan IPA di sekolah mempunyai tujuan-tujuan tertentu, yaitu:
a)      Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan kebaradaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
b)      Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
c)      Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat hidup dan bagaimana bersikap.
d)     Menanamkan sikap hidup ilmiah
e)      Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan.
f)       Mendidik siswa untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta menghargai para ilmuan penemunya.
g)      Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan permasalahan.
h)      Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.
Dalam pembelajaran IPA di SD didalamnya terdapat ruang lingkup sebagai bahan kajian yang meliputi dua aspek yaitu, kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan penyelidkan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah. Lingkup pemahaman konsep meliputi makhluk hidup dan proses kehidupannya, benda atau meteri beserta sifat-sifat dan kegunaannya, energy dan perubahannya, serta bumi dan alam semesta.


D.    Alasan IPA dimasukan ke dalam Kurikulum IPA
      Salah satu faktor yang dapat mendukung alasan IPA dimasukkan kedalam kurikilum IPA di SD adalah karena adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi seperti sekarang ini, tentu dengan adanya hal demikian akan membuat semua hal menjadi lebih mudah dan juga bermanfaat dalam dunia pendidikan, terutama mata pelajaran IPA.
      Ada berbagai alasan yang menyebabkan suatu mata pelajaran dimasukkan kedalam kurikulum suatu sekolah. Alasan-alasan itu dapat kita golongkan menjadi empat golongan besar:
1.      Mata pelajaran itu bermanfaat bagi kehidupan atau pekerjaan anak dikemudian hari.
2.      Mata pelajaran itu merupakan bagian kebudayaan bangsa.
3.      Mata pelajaran itu melatih anak berpikir kritis.
4.      Mata pelajaran itu mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi (kemampuan) dapat membentuk ppribadi anak secara keseluruhan.

1)      Bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kiranya tidak perlu dipersoalkan panjang lebar. Kesejahteraan suatu bangsa banyak sekali bergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi. Sedangkan teknologi, sering disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan. Suatu teknologi tidak akan berkembang pesat bila tidak didasari pengetahuan dasar yang memadai. Pengetahan dasar untuk teknologi ialah IPA. Orang tidak dapat menjadi seorang insinyur elektronika yang baik, atau seorang dokter yang baik, tanpa dasar yang cukup luas mengenai berbagai gejala alam. Untuk itu ia perlu belajar IPA. Jadi IPA juga dapat dikatakan sebagai “tulang punggung pembangunan”.

IPA tidak hanya diperlukan oleh ahli-ahli teknologi seperti insinyur-insinyur, dokter-dokter dan sebagainya, tetapi juga oleh ahli-ahli politik dan kemasyarakatan. Dalam dunia modern yang dipengaruhi oleh teknologi, pengetahuan IPA yang luas, meskipun tidak mendalam, sangat perlu. Sebab berbagai keputusan yang harus diambiloleh pemimpin-pemimpin politik dan masyarakat menyangkut masalah yang berhubungan erat dengan IPA dan teknologi. Bila seorang pemimpin itu memahami teknologi dan IPA, maka keputusan-keputusan yang diambil tentu akan merupakan keputusan yang lebih tepat. Jika tidak, mungkin sukar baginya untuk mengambil keputusan yang tepat. Ia segera akan dapat memahami, mengapa perlu diadakan perencanaan yang teliti mengenai lokasi (tempat) yang cocok untuk pendirian suatu pabrik tertentu, karena ia mempunyai pengetahuan tentang lingkungan serta pengaruh keadaan lingkungan terhadap kehidupan manusia. Ia akan memahami adanya saling ketergantungan antara makhluk-makhluk hidup, ia akan memahami bahwa pemusnahan makhluk yang satu akan mempengaruhi keadaan makhluk yang lain. Dengan demikian ia dengan sadar dan penuh keyakinan akan membantu usaha-usaha pelestarian alam. Ia juga akan memahami bahwa IPA ialah suatu ilmu yang didasari percobaan-percobaan, sehingga mengajarkan IPA tanpa percobaan bukan lagi mengajarkan IPA melainkan bercerita tentang IPA. Banyak masalah lain yang tidak langsung berhubungan dengan teknologi atau IPA memerlukan pemahaman akan IPA itu. Jadi mengajarkan IPA disekolah tidak saja untuk menanamkan benih-benih untuk ahli-ahli IPA dan teknologi, tetapi juga ahli-ahli politik dan masyarakat. Dan yang lebih penting lagi ialah bahwa pendidikan IPA dapat merupakan salah satu unsur dalam mendidik anak menjadi warga Negara yang baik.
2)      Bila diajarakan menurut cara yang tepat, IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan latihan berfikir kritis. Misalnya IPA diajarakan dengan mengikuti metode “menemukan sendiri”. Dengan metode ini anak dihadapkan kepada suatu masalah.Umpamanya dapat dikemukakan suatu masalah demikian : “dapat kah tumbuhan hidup tanpa daun ?”.  anak diminta untuk mencari cara menyelidiki hal ini. Dari berbagai saran yang dikemukakan anak, mereka dituntun merancang percobaan (eksperimen) sederhana berikut : “sebatang tumbuhan daunnya terus menerus diambil (dipetik), setiap tumbuh sehelai daun, daun itu dipetik. Akibatnya diamati terus sampai di peroleh kesimpulan.
3)      Banyak contoh memecahkan masalah lain yang memerlukan daya berfikir yang kritis. Meskipun sederhana. Menarik kesimpulan dari serangkaian percobaan juga merupakan latihan berfikir kritis. Karena itu, bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, (tentu dengan bantuan guru ), maka IPA  tidaklah merupakan suatu pelajaran yang bersifat hafalan belaka, seperti pelajaran IPA yang banyak kita jumpai di sekolah-sekolah. Pelajaran IPA modern lebih mementingkan kemampuan berfikir dari kemampuan menghafal. Disamping itu lebih mementingkan juga kemampuan mengadakan pengamatan secara teliti, menggunakan prinsip, memecahkan percobaan sederhana, menyusun data, mengemukakan dugaan dan lain-lainnya. Menghafal merupakan bagian yang tidak seberapa pentingnya dalam pendidikan IPA modern.
4)      IPA sekarang ini mungkin belum merupakan bagian kebudayaan bangsa kita. Tetapi kita tentu menyadari, bahwa kehidupan kita makin lama makin banyak dipengaruhi oleh hasil-hasil IPA. Radio sekarang sudah bukan barang yang aneh bagi kebanyakan bangsa kita. Bahan pakaian yang terbuat dari bahan sintetis (seratbuatan) sekarang merupakan bahan yang umum digunakan. Perawatan kesehatan menurut cara yang lebih baik telah dikenal sampai kepelosok-pelosok. Orang telah faham fungsi dokter.Orang-orang sekarang mempunyai kesempatan memperoleh pendidikan yang lebih baik, sehingga hidup lebih sehat, lebih rasional. Ia mulai lebih mementingkan kebersihan hidup, karena kebersihan merupakan salah satu pangkal kesehatan. Pendeknya makin banyak segi hidup kita dipengaruhi oleh hasil-hasil IPA. Bial makin banyak segi hidup kita yang dipengaruhi IPA, maka dengan sendirinya IPA menjadi bagian dari kebudayaan kita. Sebab kebudayaan merupakan seluruh cara hidup suatu bangsa.
                                                                                                              Keadaan itu telah berubah dalam pendidikan IPA modern, pelajaran IPA modern, pelajaran IPA modern tidak hanya mengajarkan fakta-fakta seperti jenis-jenis hewan atau tumbuhan, hokum-hukum ini dan itu, tetapi juga mengajarkan metode-metode pemecahan masalah yang baik, menganjurkan sikap yang baik, melatih kemampuan, mengambil kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan, melatih bersifat objektif dan tisak terburu-buru mengambil kesimpulan. IPA sekarang bukan lagi disebut “pelajaran IPA” melainkan “Pendidikan IPA”. Guru tidak lagi “mengajar IPA” tetapi Mendidik IPA”. IPA ternyata memang banyak mengandung nilai-nilai pendidikan, apabila diajarkan menurut cara yang tepat. Tetapi bila diajarkan menurut cara yang kurang tepat, maka IPA hanya akan merupakan pelajaran fakta-fakta yang merupakan pengetahuan tentang jenis-jenis hewan dan tumbuhan, hukum-hukum ini dan itu, yang sebagian besar bersifat hafalan.

Selain itu alasan IPA dimasukkan kedalam kurikulum IPA yaitu, karena:
1.      IPA bermanfaat bagi suatu bangsa. Kesejahteraan materil suatu bangsa banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang sains, sebab sains merupakan dasar teknologi.
2.      Bila diajarkan dengan cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berfikir kritis.
3.      Bila diajarkan melalui percobaan-percibaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA bukanlah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka.
4.      Mata pelajaran ini mempunyai nilai-nilai pendidikan yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.

E.     Tujuan Alasan IPA Dimasukkan Kedalam Kurikulum IPA
      IPA merupakan mata pelajaran yang perlu didesain dengan baik oleh guru. Guru harus melibatkan kreatifitas dalam mendesain pembelajaran IPA. Tujuan mendesain pembelajaran yang baik salah satunya adalah agar tercipta suasana belajar yang efektif dan bermakna bagi siswa. Pembelajaran bermakna bertujuan agar pembelajaran yang diberikan oleh guru dapat bermanfaat untuk merancang dan membuat karya melalui penerapan konsep IPA secara ilmia dan bijaksana yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia sehari-hari dengan ramah lingkungan melihat sekaran ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin mutakhir.
      Secara khusus tujuan IPAdimasukkan kedalam kurikulum IPA adalah sebagai berikut:
1.      Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2.      Mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah.
3.      Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek IPA dan teknologi.
4.      Menguasai konsep IPA untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.


F.     Simpulan                                                                                                         Pengertian IPA untuk anak-anak sekolah dasar diartikan sebagai cara mengamati, mencoba memahami apa yang diamati, mempergunakan pengetahuan baru, dan menguji ramalan-ramalan berdasarkan kondisi. IPA untuk SD juga memberikan petunjuk tentang bagaimana seharusnya IPA diajarkan pada pendidikan dasar serta IPA di SD harus secara konsisten berorientasi pada pengembangan keterampilan proses, pengembangan konsep, aplikasi dan isu sosial yang berdasarkan pada IPA. Cara pengajaran IPA untuk siswa Sekolah Dasar adalah memilih topik dan metode yang tepat dan sesuai dengan kerakteristik anak. Dikatakan bahwa IPA itu ialah ilmu yang berlandaskan observasi atau pengamatan. Selanjutnya observasi sangat besar peranannya dalam penelitian dan penemuan ilmiah. Observasi ilmiah kadang-kadang melibatkan kegiatan yang relatif sederhana yang menghendaki sedikit persiapan dan interprestasi yang tidak rumit tetapi, adakalanya observasi ilmiah itu merupakan kegiata yang sangat kompleks.
Pada umunya pendidikan IPA di sekolah menggambarkan hanya segmen observasi ilmiah pada ujung yang sederhana dari spectrum kegiatan obseravasi ini. Dengan demikian  ada kemungkinan bahwa para siswa akan memperoleh gambaran yang keliru tentang observasi ilmiah. Alasan IPA dimasukan ke dalam Kurikulum IPA dapat digolongkan menjadi empat golongan besar: 1) Mata pelajaran itu berfaedah bagi kehidupan atau pekerjaan anak dikemudian hari, 2) Mata pelajaran itu merupakan bagian kebudayaan bangsa. 3) Mata pelajaran itu melatih anak berpikir kritis. 4) Mata pelajaran itu mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi (kemampuan) dapat membentuk pribadi anak secara keseluruhan.
























DAFTAR PUSTAKA



Carin, Arthur A dalam Srini M. Iskandar. (1996/1997). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Dirjen Penti. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Depdikbud. 1996/1997. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Dirjen Penti.

Depdiknas. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Direk. Ketenagaan. Dirjen Penti.

Pakasi, S. (1981). Pelajaran Sains di Taman Kanak-Kanak dan Kelas I, II, III SD. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.

Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar