SCRIPT IKLAN SOBAT

Sabtu, 21 Februari 2015

Makalah Tentang Penilaian Hasil Belajar

Penilaian Hasil Belajar
A.       Penilaian Proses belajar
Penilaian Proses dimaksudkan untuk menilai kualitas pembelajaran dan pembentukkan kompetensi dasar pada pesrta didik, termasuk bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dan dari segi hasil.
Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnyaatau setidak-tidaknya sebagian besar ( 75% ) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya diri sendiri.
Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar ( 75% ).
Lebih lanjut proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukan merata, menghasilkan output yang banyak dan bemutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan, perkembangan masyarakat dan pembangunan.

B.       Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar dalam KTSP dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, dan penilaian program.
·      Penilaian Kelas
Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum dan ujian akhir.
Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam dalam kompetensi dasar tertentu. Ulangan harian ini terdiri dari seperangkat soal yang harus dijawab para peserta didik, dan tugas-tugas terstruktur yang berkaitan dengan konsep yang sedang dibahas. Ulangan harian minimal dilakukan tiga kali dalam setiap semester. Ulangan harian ini terutama ditunjukan untuk memperbaiki program pembelajaran, tetapi tidak menutup kemungkinan digunakan untuk tujuan-tujuan lain, misalnya sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan nilai bagi para peserta didik.
Ulangan umum dilaksanakan setiap akhir semester, dengan bahan yang diujikan sebagai berikut:
1.      Ulangan umum semester pertama soalnya diambil dari materi semester pertama
2.      Ulangan umum semester kedua soalnya merupakan gabungan dari materi semester pertama dan kedua, dengan penekanan pada materi semester kedua.
Ulangan umum dilaksanakan secara bersama untuk kelas-kelas paralel, dan pada umumnya dilakukan ulangan umum bersama, baik tingkat rayon, kecamatan, kodya/kabupaten maupun provinsi. Hal ini dilakukan terutama dimaksudkan untuk meningkatkan pemerataan mutu pendidikan dan untuk menjaga keakuratan soal-soal yang diujikan. Di samping untuk menghemat tenaga dan biaya, pengembangan soal bisa dilakukan oleh bang soal, dan bisa digunakan secara berulang-ulang selama soal tersebut amsih layak dipergunakan.
Ujian akhir dilakukan pada akhir progam pendidikan. Bahan-bahan yang diujikan meliputi seluruh kompetensi dasar. Yang telah diberikan, dengan penekanan pada kompetensi dasar yang dibahas pada kelas-kelas tinggi. Hasil evaluasi ujian akhir ini terutama digunakan untuk menentukan kelulusan bagi setiap peserta didik, dan layak tidaknya untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat atasnya.
Penilaian kelas dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran, dan penentuan kenaikan kelas.
1.      Tes Kemampuan Dasar
Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yang diperlukan dalam rangka memperbaiki program pembelajaran (program remedial). Tes kemampuan dasar dilakukan pada setiap tahun akhir kelas III.

2.      Penilaian Akhir Satuan Pendidikan dan Sertifikasi
Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselenggarakan kegiatan penilaian guna mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh mengebai ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan waktu tertentu. Untuk keperluan sertifikasi, kinerja, dan hasil belajar yang dicantumkan dalam Surat Tanda Tamat Belajar tidak semata-mata didasarkan atas hasil penilaian pada akhir jenjang sekolah.

3.      Benchmarking
Benchmarking merupakan suatu standar untuk mengukur kinerja yang sedang berjalan, proses, dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang memuaskan. Ukuran keunggulan dapat ditentukan di tingkat sekolah, daerah, atau nasional. Penilaian dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga peserta didik dapat mencapai satuan tahap keunggulan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan usaha dan keuletannya.
Untuk dapat memperoleh data dan informasi tentang pencapaian benchmarking tertentu dapat diadakan penilaian secara nasional yang dilaksanakan pada akhir satuan pendidikan. Hasil penilaian tersebut dapat dipakai untuk melihat kenerhasilan kurikulum dan pendidikan secara keseluruhan, dan dapat digunakan untuk memberikan peringakt kelas, tetapi tidak untuk memberikan nilai akhir peserta didik. Hal ini dimaksudkan sebagai salah satu dasar untuk pembinaan guru dan kinerja sekolah.

4.      Penilaian Program
Penilaian program diakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan Dinas Pendidikan secara kontinu dan berkesinambungan. Penilaian program dilakukan untuk mengetahui kesesuaian KTSP dengan dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional, serta kesesuaiannya dengan tuntutan perkembangna masyarakat, dan kemajuan jaman.

C.       Prinsip Penilaian
1.      Motivasi
Penilaian berbasis kelas diarahkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa melalui upaya pemahaman akan kekuatan dan kelamahan yang dimiliki baik oleh guru maupun siswa. Dengan demikian penilaian ini tidak semata mata untuk memberikan angka sebagai hasil dari proses pengukuran, akan tetapi apa arti angka yang telah dicapai itu. Siswa perlu memahami makna dari hasil penilaian. Dengan pemahaman ini diharapkan mereka dapat lebih termotivasi dalam melaksanakan proses pembelajaran.
2.      Validitas
Penilaian diarahkan bukan semata mata untuk melengkapi syarat administratif saja, akan tetapi diarahkan untuk memperoleh informasi tentang ketercapaian kompetensi seperti yang terumuskan dalam kurikulum. Oleh sebab itu, penilaian tidak menyimpang dari kompetensi yang ingin dicapai. Dengan kata lain penilaian harus menjamin validitas
3.      Adil
Setiap siswa memiliki kesempatan yang sama dalam proses pembelajaran tanpa memandang perbedaan sosial-ekonomi,latar belakang budaya dan kemampuan. Oleh karena itulah mereka juga memiliki kesempatan yang sama untuk dievaluasi. Penilaian berbasis kelas menenmpatkan posisi siswa dalam kesejajaran, dengan demikian setiap siswa akan memperoleh perlakuan yang sama.
4.      Berkesinambungan
Penilaian berbasis kelas pada hakikatnya merupakan bagian integral dari proses pembelajaran. Oleh karena itu penilaian dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan.  Penilaian berbasis kelas,tidak pernah mengenal waktu kapan seharusnya penilaian dilakukan. Mengapa demikian? Oleh karena penilaian dilakukan untuk memperoleh informasi tentang perkembangan dan kemajuan siswa dalam pencapaian kompetensi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, maka guru harus mengulang kembali, himgga benar-benar kompetensi itu telah tercapai secara materi.
5.      Terbuka
Alat  penilaian yang baik adalah alat penilaian yang dipahami baik oleh penilai  maupun oleh yang dinilai. Siswa perlu memahami jenis atau prosedur penilaian yang akan dilakukan beserta kriteria penilaian. Keterbukaan ini bukan hanya akan mendorong siswa untuk  memperoleh hasil yang baik sehingga motivasi belajar mereka akan bertambah juga, akan tetapi sekaligus mereka akan memahami posisi mereka sendiri dalam pencpaian kompetensi.
6.      Bermakna
Penilaian berbasis kelas harus tersusun dan terarah, sehingga hasilnya benar-benar memberikan makna kepada siswa itu sendiri. Melalui penilaian berbasis kelas, siswa akan mengetahui posisi mereka dalam perolehan kompetensi. Disamping itu mereka juga akan memahami kesulitan-kesulitan yang dirasakan dalam mencapai kompetensi. Dengan demikian hasil penilain itu juga bermakna bagi guru termasuk bagi orang tua dalam memberikan bimbingan kepada setiap siswa dalam upaya memperoleh komptensi sesuai dengan target kurikulum.
7. Menyuluruh
                 Kurikulum berbasis kompetensi diarahkan untuk perkembangan siswa secara utuh, baik perkembangan kognitf, afektif, maupun, psikomotorik. Oleh sebab itu, gur dalam melaksanakan penilaian berbasis kelas perlu menggunakan ragam penilaian misalnya, Tes, penilaian produk, skala sikap, penampilan, dan lain sebagainya.Hal ini sangat penting, oleh sebab hasil penilaian harus memberikan informasi secara uth tentang perkembangan setiap aspek.
8. Edukatif
Hasil penilaian berbasis kelas tidak semata mata diarahkan untuk memperoleh gambaran kemampuan siswa dalam pencapaaian kompetensi melalui angka yang diperoleh , akan tetapi hasil penilaian harus memberikan umpan baik untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru maupun siswa, sehingga hasil belajar akan lebih optimal. Dengan demikian, proses penilaian tidak semata mata tanggung jawab guru, akan tetapi juga merupakan tanggung jawab siswa. Artinya siswa harus ikut terlibat dalam proses penilaian, sehingga mereka menyadari bahwa penilaian adalah bagian dari proses pembelajaran.

D.    Tekhnik Penilaian Tes dan Non Tes
1.      Tes
Tes merupakan alat atau tekhnik penilaian yang sering digunakan oleh setiap guru. Tes adalah tekhnik penilaian yang bisa digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam pencapaian suatu kompetensi tertentu. Hasil tes bisa diolah secara kuantitaif, oleh karena itu hasil dari suatu tes berbentuk angka. Berdasarkan angka itulah selanjutnya ditafsirkan tingkat penguasaan kompetensi siswa.
Proses pelaksanaan tes dilakukan setelah berakhir pembvahasan satu pokok bahasan, atau setelah satu caturwulan atau satu semester. Dilihat dari fungsinya, tes yang dilaksanakan setelaha selesai satu caturwulan atau semester, dinamakan tes sumatif. Hal ini disebabkan hasil dari tes itu digunakan untuk menilai keberhasilan siswa dalam penguasaan suatu kompetensi untuk mengisis buku kemajuan belajar ( nilai raport ). Sedangkan tes yang dilaksanakan setelah selesai proses belajar mengajar atau mungkin stelah selessai satu pokok bahasan dinamakan tes formatif, oleh karena fungsinya bukan untuk melihat keberhasilan siswa akan tetapi digunakan sebagai umpan balik untuk melihat perbaikan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru.
a.       Kriteria Tes
Sebagai alat ukur dalam proses evaluasi , tes harus memiliki dua kriteria yaitu kriteria validitas dan realibilitas. Tes sebagai alat ukur dikatakan memiliki tingkat validitasseandainya dapat mengukur apa yang hendak di ukur. Misalnya, seandainya guru ingin mengukur tingkat keterpahaman siswa tentang materi pelajaran “ A ‘ , maka soal soal tes harus berisikan item-item tentang “ A “ bukan soal-soal yang berisi tentang “ B ” , seandainya guru ingin mengukur kompetensi siswa dalam mengoperasikan sutau produk teknologi, misalnya komputer, maka tes sebagai alat ukur adalah tes keterampilan tentang bagaimana mengoperasikan komputer. Tidak dikatakan tes memiliki tingkat validitas seandainya yang hendak diukur kompetensi mengoperasikan sesuatu, akan tetapi yang digunakan adalahtes tertulis yang mengukur keterpahaman suatu konsep.
Tes memiliki tingkat realibilitas atau keandalan jika tes tersebut dapat menghasilkan informasi yang konsisten. Misalnya jika suatu tes diberikan pada sekolompok siswa yang sama pada saat yang berbeda, maka hasilnya akan relatif sama.
Ada beberapa teteknik untuk menentukan tingkat reliabilitas tes. Pertama, dengan tes-retes, yaitu dengan mengorelasikan hasil testing yabg pertama dengan hasil testing yang kedua. Kedua, dengan mengolerasikan hasil testing antara item genap dan item ganjil ( oodeven method ). Ketiga, dengan memecah hasil testing menjadi dua bagian, kemudian keduanya dikolerasikan.
b.      Jenis-jenis Tes
Jenis tes dapat ditinjau dari beberapa segi.
1.      Tes Berdasarkan Jumlah Peserta
Berdasarkan jumlah peserta, tes hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes kelompok dan tes individual. Tes kelompok adalah tes yang dilakukan terhadap sejumlah siswa secara bersama-sama, sedangkan tes individual adalah tes yang dilakukakan kepada siswa secara perorangan.
2.      Tes Standar dan Tes Buatan Guru.
Dilihat dari penyusunannya, tes juga dapat dibedakan menjadi tes buatan guru dan tes standar. Tes buatan guru disusun untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh guru yang bersangkutan. Misalnya untuk mengumpulkan informasi tentang tingkat kompetensi akademik atau tingkat penguasan materi pelajaran siswa yang diajarnya, atau untuk melihat efektivitas proses pembelajaran telah dilaksanakan. Tes uatan guru, biasa tidak terlalu memperhatikan tingkat validitas dan tingkat realibitas. Hal ini disebabkan, tes buatan guru hanya mencakup materi yang terbatas.
Tes standar adalah tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa sehingga berdasarkan kemampuan tersebut tes standar dapat memprediksi keberhasilan belajar siswa pada masa yang akan datang. Tes standar biasanya digunakan untuk kepentingan seleksi, misalnya seleksi mahasiswa baru, seleksi untuk pegawai, dan lain sebagainya. Sebagai tes yang berfungsiuntuk mengukur kemampuan, maka suatu tes standar harus memiliki  validitas dan realibitas melalui serangkaian uji coba, serta memiliki tingkat kesulitan dan daya pembeda.
3.      Tes Berdasarkan Pelaksaannya.
`      Dilihat dari cara pelaksanakanya, tes dapat  dibedakan menjadi tulisan, tes lisan, dan tes perbuatan. Tes tulisan atau yang sering disebut juga tes tertulis, adalah tes yang dilakukan dengan cara siswa menjawab sejumlah item soal dengan cara tertulis. Ada dua jenis tes objektif. Tes esai adalah bentuk  tes dengan cara siswa diminta untuk menjawab pertanyaan secara terbuka yaitu menjelaskan atau menguraikan melalui kalimat yang disusunnya sendiri. Tes esai dapat menilai proses mental siswa terutama dalam hal kemampuan menyusun jawaban secara sistematis, kesanggupan menggunakan bahasa dan lain sebagainya.
        Tes objektif adalah bentuk tes yang mengharapkan siswa memilih jawaban yang sudah ditentukan. Misalkan bentuk tes benar-salah(BS)  tes pilihan ganda (multiple choice), menjodohkan(matching), dan bentuk melengkapi (completion).
Tes lisan adalah bentuk tes yang menggunakan bahasa secara lisan. Tes ini bagus untuk menilai kemampuan nalar siswa. Melalui bahasa secara verbal, penilaian dapat mengetahui secara mendalam pemahaman siswa tentang sesuatu yang di evaluasi, yang bukan hanya pemahaman tentang konsep yang lain, bahkan penilai juga dapat dilakukan manakala yang jumlah siswa yang evaluasi sedikit, serta menilai sesuatu yang tidak terlalu luas akan tetapi mendalam.
        Tes perbuatan(performance) adalah tes dalam bentuk peragaan. Tes ini cocok manakah kita ingin mengetahui kemampuan dan keterampilan seseorang mngenai sesuatu alat, dan lain sebagainya.

2.      Non Tes
Non –tes adalah alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk menilai aspek tingkah laku termasuk sikap, minat, dan motivasi. Ada beberapa jenis non-te sebagai alat evaluasi diantaranya,wawancara,obsevasi, studi kasus, skala penilaian.

1.    Obsevasi
Obsevasi adalah teknik penilaian dengan cara mengamati tingkah laku pada suatu situasi tertentu. Ada dua jenis obsevasi yaitu observasi partisipasif dan non-partisipasif. Observasi partisipasif adalah observasif yang dilakukan dengan menempatkan observer sebagai bagian dari kegiatan dimana observasif itu dilakukan. misalkan ketika observasif ingin mengumpulkan informasi bagaimana aktifitas siswa dalam kegiatan diskusi, maka sambil mengamati pengamatan, observer juga merupakan bagian dari peserta diskusi. Observasi semacam ini memiliki kelebihan, di antaranya yang diobsevasi akan bersikap dan berperilaku wajar, sebab dirinya tidak akan merasa dirinya diobservasi.
Observasi non-partisipasif adalah observasinya yang dilakukan dengan cara observer murni sebagai pengamat. Artinya, observer dalam melakukan pengamatan, tidak aktif sebagai bagian dari kegiatan itu, akan tetapi ia berperan semata-mata hanya sebagai pengamat saja. Oleh sebab itu, salah satu itu, salah satu kelemahan obsevasi non-partisipasif adalah kecendrungan yang diobservasi untuk berprilaku dibuat-buat sangat tinggi.
Observasi juga dapat dilakukan terhadap kelompok yang kemudian dinamakan observasi kelompok dan obsevasi yang dilakukan terhadap siswa secara individual atau disebut dengan observasi individual. Apakah kita akan melakukan observasi kelompok atau individu, sangat tergantung kepada tujuan kepada tujuan observasi yang akan dilakukan.
Untuk kepentingan observasi, kita perlu membuat pedoman observasi misalnya dalam ceklist, catatan anekdot, skala penilaian.
a.          Ceklist
Ceklist atau daftar cek adalah pedoman observasi yang berisikan daftar dari semua aspek yang akan diobservasi, sehingga observer tinggal memberi tanda ada atau tidak adanya dengan tanda cek(V) tentang aspek yang diobservasi.
Ceklist merupakan alat observasi yang praktis untuk digunakan, sebab semua aspek yang akan dievaluasi sudah ditentukan terlebih dahulu. Ada dua bentuk ceklist, yaitu bentuk individual dan berbentuk kelompok. Ceklist individual digunakan untuk mencatat ada atau tidak adanya aspek yang dievaluasi pada seseorang, sedangkan ceklist kelompok digunakan untuk mencatat kegiatan individu dalam suatu kelompok.

Contoh format ceklist dapat dilihat di bawah ini  :

Tabel ceklist individual

Nama Observant   :
No. Stb                  :
Tempat Observasi :
Waktu Observasi   :
Observer                :
Topik Observasi    : Aktivitas siswa ketika mengikuti pembelajaran di dalam      kelas

    No         
Aspek yang Diobservasi
Hasil Observasi
1
Perhatian
V
2
Bertanya

3
Mengeluarkan Pendapat

4
Kedisplinan
V
5
........................................










Tabel 10-2
Contoh Ceklist Kelompok
Jenis Kegiatan       : Diskusi Kelompok
Tempat Observasi : .............................
Waktu Observasi   : .............................
Nama Observer     : .............................

    No         
Aspek yang Dinilai
Nama Peserta
Budi
Oni
Susi
Oka
1
Mengeluarkan pendapat
V
V
v
v
2
Bertanya
V



3
Menjawab pertanyaan

V

v
4
Menghargai pendapat orang lain
V

v

5
........................................





b.      Catatan Anekdot
Catatan anrkdot adalah alat observasi untuk mencatat kejadian-kejadian yang sifatnya luar biasa, sehingga dianggap penting. Dalam penilaian seperti studi kasus  catatan anekdot ini sangat diperlukan untuk mengumpulkan data-data yang dianggap penting dari kasus yang sedang diteliti. Agar data yang diperlukan itu butuh sebaknya peneliti mencatat ketika kejadian berlangsung, jangan ditunda.
c.       Skala Penilaian
            Skala Penilaian pada dasarnya hampir sama dengan daftar cek, hanya aspek yang diteliti/diobservasi dijabarkan ke dalam bentuk skala atau kriteria-kriteria tertentu. Dengan demikian data yang diperoleh akan lebih halus, sebab dengan skala penilaian bukan hanya mencatat ada atau tidak adanya gejala/tindakan tertentu seperti pada daftar cek, akan tetapi sampai di manakah gejala itu muncul. Oleh sebab itu, observer perlu memahami aspek-aspek yang akan diobservasi secara mendalam sehingga tidak ragu-ragu dalam penilaian.
             Skala penilaian dapat dibagi kedalam 3 bentuk,yaitu bentuk kategorri, numerical, dan bentuk grafis. Skala penilaian bentuk kategori, kriteria penilaiabn dijabarkan  kedalam bentuk kualitif seperti, selalu, kadang-kadang, tidak pernah. Observer tinggal memberi penilaian pada kriteria tersebut sesuai dengan hasil pengamatan.
             Skala penilaian menurut ukuran angka hampir sama dengan bentuk kategori, perbedaannya dalam alternatif  penilaian diganti dengan nomor. Misalkan untuk kategori selalu diberi nomor 2, kategori kadang-kadang diberi nomor 1, dan tidak pernah diberi nomor 0. Dengan demikian observer tinggal membubuhkan pada angka tersebut sesuai  dengan hasil pengamatannya. Dalam skala penilaian bentuk grafis baik secara vertikal maupun horizontal. Contoh dari skala penilaian disajikan dibawah ini:

Tabel   10-3
Contoh skala penilaian
Nama Observant    :
No. Stb                  :
Tempat Observasi :
Waktu Observasi   :
Observer                :
Topik Observasi    : Aktivitas siswa dalam kegiatan diskusi kelompok

    No         
Aspek yang Diobservasi
Alternatif




SR
KD
TP
1
Menjawab pertanyaan
V


2
Mengajukan pendapat

v

3
Menghargai pendapat orang lain
V


4
......................................






2.                   Wawancara
Wawancara adalah komunikasi langsung antara yang mewancarai dan yang diwancarai. Dilihat dari sifatnya, ada 2 jenis wawancara yaitu, wawancara langsung dan wawancara tidak langsung. Dikatakan wawancara langsung manakalapewawancara melakukan komunikasi dengan subjek yang ingin di evaluasi.
Sedangkan wawancara tidak langsung, dilakukan manakala pewancara ingin mengumpulkan data subjek melalui perantara. Misalkan ketika ingin mengumpulkan informasi tentang kebiasaan siswa dalam belajar, maka dikatakan wawancara langsung apabila wawancara dilakukan dengan siswa yang bersangkutan sedangkan manakala wawancara dilakukan dengan oranglain misalnya dengan orang tua siswa yang bersangkutan dikatakan wawancara tidak langsung.
Dilihat dari cara pelaksanaannya wawancara juga dapat dibedakan antara wawancara insidental dan wawancara berencana. Wawancara insidental adalah wawancara yang dilakukan sewaktu-waktu apabila dianggap perlu, sedangkan wawancara berencana adalah wawancara yang dilaksanakan secara formal, direncanakan waktu, tempt serta materi wawancaranya.

3.      Penilaian produk
Penilaian produk adalah bentuk penilaian yang digunakan untuk melihat kemampuan siswa dalam menghasilkan suatu karya tertentu. Penilaian produk dilakukan pada setiap tahapan. Mulai tahapan merncanakan ide-ide untuk membuat suatu produk, tahapn pelaksanaan, misalkan bagaimana siswa memilih dan menggunakan alat yang dibutuhkan untuk menghasilkan sesuatu dan tahap akhir dengan melihat hasil karya siswa yang telah selesai di produksi.

4.                       Penilaian portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian terhadap karya-karya siswa selama proses pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dikumpulkan selama periode tertentu dan digunakan untuk memantau perkembangan siswa baiak mngenai pengetahuan, keterampilan, maupun sikap siswa terhadap mata pelajaran yang bersangkutan.
Dalam kurikulum berbasis kompetensi, penilaian portofolio merupakan jenis penilaian yang diharapkan dapat diterapkan oleh setiap guru. Mengapa demikian? Sebab penilaian portofolio merupakan penilaian yang dilakukan secra terus menerus untuk melihat perkembangan kemampuan siswa seara utuh. Dalam buku ini penilaian portofolio dibahas secara tersendiri.
E. Instrumen Penilaian
Intrumen Penilaian terbagi menjadi 3 yaitu :
1.      Sikap
a.       Observasi
b.      Penilaian diri
c.       Penilaian antar peserta didik
d.      Jurnal
Kompetensi
Teknik
Bentuk Instrumen
Sikap
Observasi (langsung atau tidak langsung)
Pedoman observasi
Daftar cek dan skala penilaian
disertai rubrik
Penilaian Diri
Lembar Penilaian Diri
Penilaian Teman sejawat (peer evaluation)
Lembar penilaian teman sejawat
Jurnal
Lembar Jurnal

Pedoman Observasi Sikap Spiritual
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
      4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
      3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
             kadang-kadang tidak melakukan
      2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
             sering tidak melakukan
      1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Nama Peserta Didik         : ………………….
Kelas                                 : ………………….
Tanggal Pengamatan       : …………………..
Materi Pokok                    : …………………..

No
Aspek Pengamatan
Skor
1
2
3
4
1
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
2
Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
3
Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi
4
Mengungkapakan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
5
Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor

Pedoman Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
                                    
 Contoh :
Skor diperoleh 14, skor tertinggi 4 x 5 pernyataan = 20, maka skor akhir :
                                                      
 
Peserta didik memperoleh nilai :
Sangat Baik            : apabila memperoleh skor  A – dan A
Baik                       : apabila memperoleh skor  B - , B, dan B +
Cukup                    : apabila memperoleh skor  C -, C, dan C +
Kurang                   : apabila memperoleh skor  D dan D +

Contoh format Jurnal
Nama        : ....................
Kelas         : ....................
Hari, Tanggal
Kejadian
Keterangan









Lembar Pengamatan Sikap
Kelas                     :.........................
Hari, Tanggal      :.........................
Materi Pokok       :.........................
No
Nama Siswa
Sikap
Keterangan
Jujur
Disiplin
Tanggung Jawab
Toleransi
Gotong Royong
Santun
Percaya Diri




2.      Pengetahuan
Teknik Intrumen Penilaian

Kompetensi
Teknik
Bentuk Instrumen
Pengetahuan
Tes Tulis
PG, Isian, Jawaban singkat, menjodohkan, benar-salah, uraian
Tes Lisan
Daftar pertanyaan
Penugasan
Lembar penugasan (PR, kliping)

Contoh Pengolahan Nilai Rapor

KD
Skor
Skor Akhir
Tes
Penugasan
Skala 1 - 100
Skala 1 - 4
3.1
84
90
86
3.44
3.2
76
84
79
3.16
3.3
80
70
77
3.08
3.4
84
87
85
3.40
Rata-Rata Skor Akhir
3.22

Deskripsi Catatan :
Menguasai semua kompetensi dengan baik terutama dalam memahami aspek ruang dan waktu serta pengertian dinamika interaksi  manusia.

3.      Keterampilan

Teknik dan Instrumen Penilaian

Kompetensi
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh
Keterampilan
Tes Praktik
Daftar cek, skala penilaian
Bermain peran, IPA, Shalat, Olah raga, Membaca, Menyanyi
Proyek
Daftar cek, skala penilaian
Bakti sosial, pentas seni, Penghijauan
Portofolio
Daftar cek, skala penilaian
Makalah, Piagam, Kumpulan Puisi, Laporan Penelitian


Secara umum terdapat berbagai teknik penilaian yang dapat digunakan, antara
lain.
1. Tes (tertulis, lisan, dan praktik atau unjuk kerja).
2. Teknik observasi atau pengamatan yang dilakukan selama pembelajaran
    berlangsung dan/atau di luar pembelajaran.
3. Teknik pemberian tugas untuk perorangan atau kelompok yang dapat berbentuk
    tugas rumah dan/atau proyek.

Di dalam Buku Panduan Guru ini, teknik penilaian yang dikembangkan, yaitu.
1. Tes (tertulis dan unjuk kerja)
2. Observasi (pengamatan)
3. Portofolio

F.     RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) 2013

Satuan Pendidikan     :  SDN Kliwed 1
Kelas / Semester         :  1 /1
Tema                           Diriku (Tema 1)
Sub Tema                    Aku dan Teman Baru (Sub Tema 1)
Pembelajaran ke          :  1
Alokasi waktu            :  1 Hari

A.    KOMPETENSI INTI
1.      Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2.      Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3.      Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.
4.      Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B.     KOMPETENSI DASAR

PPKn
4.2. Melaksanakan tata tertib di rumah dan di sekolah.

Bahasa Indonesia
4.4. Menyampaikan teks cerita diri/personal tentang keluarga secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian.

PJOK
4.3 Mempraktikkan pola gerak dasar manipulatif yang dilandasi konsep gerak dalam     berbagai bentuk permainan sederhana dan atau permainan tradisional.

SBdP
4.1. Menggambar ekspresi dengan mengolah garis, warna dan bentuk berdasarkan hasil   pengamatan di lingkungan sekitar.

C.    INDIKATOR

PPKn
Menjalankan peraturan pada permainan di sekolah.

Bahasa Indonesia
Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap.
Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama panggilan.
Menyebutkan nama temannya.


PJOK
Melakukan gerakan melempar.
Melakukan gerakan menangkap.

SBdP
Memberi hiasan pada kartu nama.

D.    TUJUAN
1. Setelah mengikuti permainan lembar bola, siswa dapat memperkenalkan diri dengan
menyebutkan nama panggilan secara benar.
2. Dengan melakukan permainan siswa dapat menyebutkan nama lengkap dengan benar.
3. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat menghias kartu nama dengan rapi.

E.     MATERI
Buku siswa hal. 1
teks dan nama-nama teman Udin
Permainan memperkenalkan diri,
Lirik lagu “Siapa Namamu”

F.     PENDEKATAN & METODE
Pendekatan          : Scientific
Strategi                 : Cooperative Learning
Teknik                  : Example Non Example
Metode                 : Penugasan, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah

G.    KEGIATAN  PEMBELAJARAN
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Kegiatan
Pendahuluan
Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing, dilanjutkan dengan
Pembacaan Teks Pancasila.
Guru memberikan salam dan mengajak berdoa.
Melakukan komunikasi  tentang kehadiran siswa.
Mengajak berdinamika dengan tepuk kompak/dinamika dan lagu yang relevan.
Guru menyiapkan fisik dan psikhis anak dalam mengawali kegiatan pembelajaran serta menyapa anak.
Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
    10
    menit
Kegiatan
Inti
Teman Baru
1.   Pada awal pelajaran, guru memperkenalkan diri kepada siswa.
2.   Guru meminta siswa membuka buku siswa hal. 1 dan membacakan teks dan nama-nama teman Udin.
3.   Guru menunjukkan cara berkenalan, seperti yang dilakukan Edo dan Beni di buku siswa hal. 2.
4.   Siswa diajak untuk saling berkenalan melalui sebuah permainan lempar bola dan menjelaskan aturan bermainnya yaitu siswa diminta melingkar (boleh duduk atau berdiri).
5.   Permainan dimulai dari guru dengan memperkenalkan diri, ”Selamat pagi, nama saya Ibu/Bapak.... nama panjang.... biasa dipanggil Ibu/Bapak....  kemudian, melempar bola pada salah satu siswa (hindari pelemparan bola dengan keras)
6. Siswa yang berhasil menangkap bola harus menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan.
      Kemudian, dia melempar kepada teman lain. Teman yang menangkap lemparan bola, menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan.
7.   Demikian seterusnya hingga seluruh siswa memperkenalkan diri.
8.   Setelah semua memperkenalkan diri, guru mengajak siswa untuk bernyanyi sambil mengingat kembali nama-nama teman di kelas. Guru menggunakan lagu yang ada di buku siswa.

      Lirik lagu “Siapa Namamu”
      Ciptaan A.T. Mahmud
      1 2 / 3 . / 3 4 / 5 ./
      Sia pa kah na ma mu
      5 4 / 3 . / 3 3 /1 . //
      Na ma ku ............. (sebutkan nama anak)

9.   Siswa berada pada posisi lingkaran. Guru menyanyi sambil menepuk salah satu siswa, lalu siswa itu menyebutkan namanya. Lalu siswa tersebut sambil menyanyi “Siapakah Namamu” menepuk teman di sebelahnya dan teman tersebut menyebutkan namanya sambil mengikuti irama lagunya dan seterusnya.
10. Kegiatan ditutup dengan diskusi pentingnya saling mengenal, dimulai dari mengenal nama.

Menghias Kartu Nama
1.   Guru menjelaskan bahwa untuk dapat mengenal nama teman, kita bisa juga menggunakan kartu nama.
2.   Guru menyampaikan bahwa siswa akan membuat kartu nama mereka masingmasing.
3.   Guru membagikan potongan-potongan karton dengan nama masing-masing siswa.
4. Guru menunjukkan kartu namanya sendiri yang sudah dibuat sebelumnya sebagai contoh.
5.   Siswa diminta untuk menghias dan atau mewarnai kartu nama mereka masingmasing.
6.   Siswa diminta menggunakan kartu namanya selama berada di sekolah atau menempelkan semua kartu nama di kelas.
    150
    menit

Kegiatan
Penutup
Siswa melakukan perenungan tentang kegiatan pembelajaran hari ini. Siswa menuliskan hal-hal yang telah mereka pelajari, kesulitan yang mereka alami, serta hal lain apa yang ingin mereka pelajari lebih lanjut. Guru mengajak siswa untuk mendiskusikan perenungan dengan mengajak siswa membacakan jawaban mereka. Siswa  diberikan kesempatan berbicara/bertanya dan menambahkan informasi dari siswa lainnya. Guru menyampaikan pesan moral hari ini dengan bijak.
Salam dan do’a penutup.
    15
    Menit

H.    SUMBER DAN  MEDIA
·         Diri anak, Lingkungan keluarga, dan Lingkungan sekolah.
·         Buku Pedoman Guru Tema 1 Kelas 1 dan Buku Siswa Tema 1 Kelas 1 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
·         Buku Pengembangan Diri Anak.
·         Sumber Motivasi/Inspirasi Hidup: http://rokhmaninstitute.blogspot.com/
·         Video/slide/buklet/pamflet/gambar  tentang  Aku dan Teman Baru.
                 Bola plastik atau bola dari kertas bekas yang dibuat menjadi bentuk bola.
 Karton/kertas/kardus bekas yang sudah dipotong- potong dan diberi nama masing- masing siswa.
Pensil warna/spidol yang bisa digunakan untuk menghias kartu yang sudah disediakan.
Tali/peniti/alat lain untuk memasangkan kartu nama.

I.       PENILAIAN
  1. Prosedur Penilaian
a.      Penilain Proses
Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir.
b.      Penilaian Hasil Belajar
Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis dan lisan (terlampir).
  1. Instrumen Penilaian
a.      Penilaian Proses
1)   Penilaian Kinerja.
2)   Penilaian Produk.
b.      Penilaian Hasil Belajar
·       Pilihan ganda.
·       Isian singkat.
·       Esai atau uraian.

Instrumen Penilaian :
1. Instrumen tes tertulis dalam bentuk soal.
Penilaian dilakukan dengan cara menghitung jumlah jawaban benar dari soal
yang tersedia.
5.    Instrumen unjuk kerja dalam bentuk Rubrik Penilaian.

Contoh Rubrik Penilaian Membuat Kartu Nama

No
Kriteria
Baik Sekali
4
Baik
3
Cukup
2
Perlu Bimbingan
1
1
Komponen
kartu nama
Komponen (gambar atau foto diri, hiasan,dan bentuk ang unik
Memenuhi 2 dari 3 komponen
Memenuhi 1 dari 2 komponen
Tidak memenuhi 3 komponen
2
Jumlah warna yang digunakan
Menggunakan 4 warna atau lebih
Menggunakan 3 warna
Menggunakan 2 warna
Menggunakan 1 warna

Catatan: jumlah kriteria dapat dikembangkan sesuai dengan tujuan penilaian

Cara Penilaian Membuat Kartu Nama
No.
Nama Siswa
Perolehan Skor
Kriteria 1
Kriteria 2
1
Rizky
4
3
2
Ria
4
4

Dan seterusnya



Rumus perhitungan sebagai berikut :

      Jumlah skor yang diperoleh siswa

X 100
                       Skor Ideal


Keterangan:
• Jumlah skor yang diperoleh siswa adalah jumlah skor yang diperoleh siswa dari
kriteria 1 dan kriteria 2.
• Skor ideal adalah perkalian dari banyaknya kriteria dengan skor tertinggi.
Pada contoh ini, skor ideal = 2 X 4 = 8.

Perhitungan nilai akhir siswa:

·         Beni :    = 87,5       
·         Dayu :

3. Instrumen Observasi berbentuk Lembar Pengamatan.

Contoh lembar Pengamatan Kegiatan Permainan

No
Kriteria
Terlihat ( )
Belum Terlihat (  )
1
Siswa mampu mengikuti intruksi guru


2
Siswa terlibat aktif dalam permainan


3
Siswa mengungkapkan perasaan dan pendapatnya setelah melakukan kegiatan permainan


Catatan: guru memberikan tanda ( ) pada setiap kriteria sesuai dengan kinerja siswa

Hasil Pengamatan Kegiatan Permainan

No.
Nama Siswa
Kriteria 1
Kriteria 2
Kriteria 3
Terlihat (   )
Tidak Terlihat (   )
Terlihat (   )
Tidak Terlihat (  )
Terlihat (  )
Tidak Terlihat (   )
1
Beni






2
Bayu






3
Siti






4
Udin







Dan seterusnya






Catatan: guru memberikan tanda ( ) pada setiap kriteria sesuai dengan kinerja siswa
II. Penilaian Sikap atau Karakter Siswa
1.    Pada semester I, berbagai sikap atau nilai karakter yang akan dikembangkan
meliputi: jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, percaya diri, patuh terhadap
tata tertib, teliti, kasih sayang, kerja sama, menghargai, dan sebagainya.
2.    Untuk mencapai sikap atau nilai karakter tersebut, selain dilakukan secara
tidak langsung melalui berbagai aktivitas pembelajaran yang dilakukan, guru
diharapkan dapat melakukan penilaian secara langsung atas ketercapaian nilai
karakter tertentu pada diri siswa. Langkah-langkah di bawah ini dapat dijadikan
pertimbangan untuk melakukan penilaian.
a. Mengingat kendala yang ada, terutama ketersediaan waktu, maka dalam
1 semester, guru dapat menentukan 2 atau 3 nilai karakter yang akan
dikembangkan dan dinilai secara langsung. Jenis karakter yang akan
dikembangkan, hendaknya menjadi keputusan sekolah, meskipun tidak
menutup kemungkinan, dalam satu kelas ada tambahan 1 atau 2 nilai karakter
lain, sesuai dengan kebutuhan di kelas tersebut.
b. Misalnya dalam 1 semester ini, nilai karakter yang akan dikembangkan adalah
• Disiplin
• Kerja sama
• Percaya diri
c. Setiap karakter dibuatkan indikator. Contoh indikator disiplin dapat dilihat
pada tabel berikut ini.

Nilai Karakter yang dikembangkan
Definisi
Indikator
Disiplin
Ketaatan atau kepatuhan terhadap peraturan
1. Kehadiran ke sekolah tepat waktu
2. Senantiasa menjalankan tugas piket
3. Menyelesaikan tugas sesui waktu yang disepakati

d. Kembangkan instrumen penilaian, misalnya lembar pengamatan.
Contoh Lembar Pengamatan
Bulan : ............. 2013
Nilai Karakter yang Dikembangkan : Disiplin

No
Nama
Perkembangan
Ket
Minggu I
Minggu II
Minggu III
Minggu IV
BT
MT
MB
SM
BT
MT
MB
SM
BT
MT
MB
SM
BT
MT
MB
SM
1
Beni

















2
Dayu

















3
Siti

















4
Udin


















Dst.

















Catatan : Guru memberikan tanda ( ) pada setiap kriteria sesuai dengan nilai karakter yang muncul dari siswa
/MI
Keterangan :
Tahapan perkembangan nilai karakter sebagaimana tercantum dalam Kerangka Acuan
Pendidikan Karakter (Kemendiknas, 2010) meliputi:
BT: Belum Terlihat,
apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda- tanda awal perilaku yang
dinyatakan dalam indikator karena belum memahami makna dari nilai itu (Tahap
Anomi).
MT: Mulai Terlihat ,
apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten karena
sudah ada pemahaman dan mendapat penguatan lingkungan terdekat (Tahap
Heteronomi).
MB: Mulai Berkembang,
apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang
dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten, karena selain sudah ada
pemahaman dan kesadaran juga mendapat penguatan lingkungan terdekat dan
lingkungan yang lebih luas (Tahap Sosionomi).
SM: Sudah Membudaya,
apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan
dalam indikator secara konsisten karena selain sudah ada pemahaman dan
kesadaran dan mendapat penguatan lingkungan terdekat dan lingkungan yang
lebih luas sudah tumbuh kematangan moral (Tahap Autonomi).
Catatan:
Guru diharapkan mengembangkan teknik dan instrumen penilaian lebih lanjut
menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing sekolah.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DAN KOMPETENSI INTI KELAS 1
KOMPETENSI INTI
KELAS I
1.      Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2.      Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
3.      Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah
4.      Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.


G.   RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )

Nama Sekolah     :  SDN CIPAMOKOLAN - DERWATI
Kelas                    :  IV (empat)
Semester              :  1 (satu)
Tema                  :  Indahnya kebersamaan


I.    Kompetensi Inti
Indahnya kebersamaan

II.     Kompetensi Dasar
                                                  
2.1. PPKn
Menghargai kebhinnekatunggalikaan dan keragaman agama, suku bangsa (pakaian tradisional, bahasa, rumah adat, makanan khas, dan upacara adat), sosial ekonomi di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat sekitar.

2.2. Bahasa Indonesia
Mendengarkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik untuk berdoa (sesuai agama yang dianutnya) di sekolah dan di rumah.

2.3. Matematika
Menaksir jumlah uang untuk berbelanja atau jumlah dan jenis benda yang diperlukan untuk suatu kegiatan amal sehingga sesuai kebutuhan  (k2)

2.4. Seni Budaya dan Prakarya
Mengagumi ciri khas keindahan karya seni dan karya kreatif masing-masing daerah sebagai anugrah tuhan  (KI 1)

2.5. PENJASORKES
Menghargai tubuh sebagai anugrah Tuhan yang tidak ternilai


III. Indikator

  3.1. PPKn
3.1.1.    Memberikan contoh keberagaman di lingkungannya dengan rasa percaya diri
3.1.2.    Mengagumi keragaman suku, etnis, dan bahasa sebagai keunggulan di wilayah negara Indonesia

 3.2. Bahasa Indonesia
3.2.1.    Bersikap tertib (menjaga keheningan) dalam mendengarkan doa
3.2.2.    Mengambil sikap duduk atau berdiri dengan berdiam diri
3.2.3.    Melafalkan kata-kata teks doa dengan jelas
3.2.4.    Melafalkan kata-kata teks doa dengan intonasi yang sesuai
3.2.5.    Menyapa dengan kata atau kalimat sapaan yang sesuai
3.2.6.    Menyapa dan mengucapkan selamat dengat kalimat yang sesuai
3.2.7.    Menyapa dan menyampaikan ucapan terima kasih dengan kalimat yang sesuai
3.2.8.    Menyapa dan menyampaikn permohonan maaf dengan kalimat yang sesuai
3.3. Matematika

3.3.1.    Menyebutkan besarnya uang saku yang diterima stiap hari atau minggu
3.3.2.    Menyebutkan sumber perolehan uang saku
3.3.3.    Menghitung besarnya penggunaan uang saku untuk konsumsi, uang tabungan, dan sosial
3.3.4.    Membandingkan nilai uang yang berbeda
3.3.5.    Menyelesaikan operasi hitung yang melibatkan uang
3.3.6.    Menentukan hasil operasi hitung melalui transaksi jual beli yang melibatkan uang

3.4. Seni Budaya dan Prakarya
3.4.1.    Menjelaskan keunikan karya seni  dan karya kreatif berbagai daerah
3.4.2.    Memuji karya seni dan karya kreatif  teman
3.4.3.    Merawat karya seni dan karya kreatif  yang ada di sekolah
3.4.4.    Menunjukkan kebanggaan terhadap karya sendiri


3.5. PENJASORKES
3.5.1.    Melakukan aktivitas fisik secara teratur
3.5.2.    Menerapkan perilaku hidup sehat di sekolah
3.5.3.    Memperagakan kombinasi gerak dasar jalan
3.5.4.    Memperagakan kombinasi gerak dasar lari

IV. Tujuan Pembelajaran

4.1.  PPKn
4.1.1.    Dapat memberikan contoh keragaman agama, bahasa, budaya dan suku yang ada di lingkungannya

4.2.  Bahasa Indonesia
4.2.1.    Dapat bersikap tertib dalam mendengarkan do’a
4.2.2.    Dapat melafalkan kata-kata teks do’a dengan jelas
4.2.3.    Dapat menyapa dengan kata atau kalimat sapaan yang sesuai (mengucapkan selamat, ucapan terima kasih dan permohonan maaf)

4.3.  Matematika
4.3.1.    Dapat menyebutkan jumlah besarnya uang untuk berbelanja uang untuk berbelanja benda yang diperlukan
4.3.2.    Dapat menyelesaikan operasi hitung yang melibatkan uang

4.4.  Seni Budaya dan Prakarya
4.4.1.    Dapat menjelaskan keunikan karya seni dan karya kreatif berbagai daerah
4.4.2.    Dapat merawat karya seni dan karya kreatif yang ada di sekolah

4.5.  Penjas orkes
4.5.1.    Dapat melakukan aktifitas fisik secara teratur
4.5.2.    Menerapkan perilaku hidup sehat di sekolah

V.  Metode Pembelajaran
5.1.        PPKn
5.1.1.    Menghargai kebhinekatunggalikaan dan keragaman agama, bahasa, budaya dan suku yang ada di lingkungannya

5.2.  Bahasa Indonesia
5.2.1.    Mendengarkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik sesuai dengan agama yang dianut
5.2.2.    Mengucapkan do’a dengan bahasa yang baik sesuai dengan agama yang anutnya.
5.2.3.    menyapa dan menyampaikan ucapan  selamat, ucapan terima kasih atau permohonan maaf sesuai dengan konteksnya

5.3.  Matematika
5.3.1.    Menyelesaikan operasi hitung yang melibatkan uang

5.4.  Seni Budaya dan Prakarya
5.4.1.    Cirri-ciri khas  keindahan  karya seni dan karya kreatif masing-masing  daerah sebagai anugerah Tuhan.

5.5.  Penjas orkes
5.5.1.    Perilaku hidup sehat
5.5.2.    Variasi dan kombinasi gerak dasar untuk membentuk gerakan dasar atletik jalan dan lari.


VI. Metode Pembelajaran
6.1.  PPKn
§   Ceramah
§   Tanya jawab
§   Demontrasi
§   Penugasan

6.2.  Bahasa Indonesia
§   Ceramah
§   Tanya jawab
§   Diskusi
§   Penugasan

6.3.  Matematika
§   Demontrasi
§   Tanya jawab
§   Diskusi
§   Penugasan

6.4.  Seni Budaya dan Prakarya
§   Ceramah
§   Tanya jawab
§   Penugasan

6.5.  Penjas orkes
§   Ceramah
§   Demontrasi
§   Tanya jawab
§   Penugasan


VII.      Alokasi Waktu

7.1.  PPKn
6 x 35 menit

7.2.  Bahasa Indonesia
10 x 35 menit

7.3.  Matematika
6 x 35 menit

7.4.  Seni Budaya dan Prakarya
6 x 35 menit

7.5.  Penjas orkes
4 x 35 menit



STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) DAN
KOMPETENSI INTI KELAS IV

DOMAIN
SD
SMP
SMA
Sikap
Menerima, menjalankan, menghargai, dan mengamalkan
Pribadi yang beriman, berahlak mulia, percaya diri dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efective dengan lingkungan sosial, alam sekitar, dan serta dunia dan peradabannya
Keterampilan
Menerima, menanya, mencoba, mengolah, mengkaji, menalar, dan mencipta
Pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efectif dan kreative dalam ranah abstrak dan konkret
Pengetahuan
Mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi
Pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan pereadaban.

KOMPETENSI INTI KELAS IV
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaanTuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dantempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.




Sanjaya, Wina.2005.Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.Jakarta: Kencana.
Mulyasa, E.2009.Kurikulum yang Disempurnakan.Bandung: Remaja Rosdakarya
Mulyasa, E.2010.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Bandung: Remaja Rosdakarya








Tidak ada komentar:

Posting Komentar