KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke
hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolongannya kami dapat
menyelesaikan makalah kami. Meskipun banyak rintangan dalam pembuatan makalah
kami ini tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tak lupa kami mengucapkan terima
kasih kepada dosen yang telah membantu kami dalam mengerjakan makalah ini
dengan baik. kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman mahasiswa
yang sudah membantu langsung dalam pembuatan makalah ini.
Dalam makalah ini kami menyadari masih
ada saja kekurangan, oleh karena itu kami membutuhkan kritik dan saran yang
membangun. Sekian dari kami.
Samarinda, 2 oktober 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.………………………………………………………………… 1
DAFTAR ISI …….……………………………………………………………………. 2
BAB I PENDAHULUAN..……...………………………………………………… . 3
a. Latar
Belakang …..……………………………………………………….. 3
b. Rumusan
Masalah ……………………………………………………….. 3
c. Tujuan
dan Manfaat ……………………………………………………… 3
BAB
II PEMBAHASAN ……………………………………………….………….. .. 4
a. Pengertian
Komponen Pembelajaran……………………………………. 4
b. Komponen-Komponen
Pembelajaran…………………………………… 4
c. Hubungan
Antar Komponen Pembelajaran……………………………… 9
BAB
III PENUTUP .……………………………………………………………........ . 10
a. Kesimpulan
………………………………………………………………. 10
b. Saran
……………………………………………………………………… 10
DAFTAR PUSTAKA
.………………………………………….……………................ 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pandangan mengenai konsep
pembelajaran terus menerus mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan
perkembangan IPTEK. Pembelajaran sama artinya dengan kegiatan mengajar.
Kegiatan mengajar dilakukan oleh guru untuk menyampaikan pengetahuan kepada
siswa. Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen
yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi:
kurikulum, guru, siswa, materi, metode, media dan evaluasi. Pelaksanaan
pembelajaran adalah operasionalisasi dari perencanaan pembelajaran, sehingga
tidak lepas dari perencanaan pengajaran / pembelajaran yang sudah dibuat. Oleh
karenanya dalam pelaksanaannya akan sangat tergantung pada bagaimana
perencanaan pengajaran sebagai operasionalisasi dari sebuah kurikulum.
Setelah
membahas mengenai pengertian pengeloalaan pembelajaran, timbulah pemikiran
tentang ha-hal apakah yang terdapat dalam proses pembelajaran. Perhatian pada
proses terjadinya pembelajaran mengarahkan pada pemikiran tentang komponen-komponen
pembelajaran. Berikut akan diuraikan satu persatu komponen-komponen
tersebut.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah Pengertian komponen
pendidikan?
2. Sebutkan dan jelaskan
komponen-komponen tersebut?
3. Jelaskan Hubungan antara komponen
tersebut?
4. Jelaskan Fungsi masing-masing komponen?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komponen Pembelajaran
Komponen
merupakan bagian dari suatu sistem yang memiliki peran dalam keseluruhan
berlangsungnya suatu proses pembelajaran. Komponen pendidikan berarti
bagian-bagian dari sistem proses pendidikan, yang menentukan berhasil atau
tidaknya proses pendidikan. Bahkan dapat dikatakan bahwa untuk berlangsungnya
proses kerja pendidikan diperlukan keberadaan komponen-komponen tersebut.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa komponen pembelajaran adalah kumpulan dari beberapa
item yang saling berhubungan satu sama lain yang merupakan hal penting dalam
proses belajar mengajar.
B. Komponen-komponen pembelajaran
Komponen-komponen yang memungkinkan
terjadinya proses pendidikan atau terlaksananya proses mendidik minimal terdiri
dari 6 komponen. Berikut akan kami uraikan satu persatu komponen-komponen
tersebut.
a.
Tujuan pendidikan
Tingkah
laku manusia, secara sadar maupun tidak sadar tentu berarah pada tujuan.
Demikian juga halnya tingkah laku manusia yang bersifat dan bernilai
pendidikan. Keharusan terdapatnya tujuan pada tindakan pendidikan didasari pada
ilmu pendidikan yang normatif dan praktis. Sebagai ilmu pengetahuan
normatif, ilmu pendidikan merumuskan kaidah-kaidah; norma-norma atau ukuran
tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia. Sebagai ilmu
pengetahuan praktis, tugas pendidikan atau pendidik maupun guru ialah
menanamkan sistem-sistem norma tingkah laku perbuatan yang didasarkan kepada
dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan pendidik dalam
suatu masyarakat.
b. Peserta didik
Siswa atau
Murid biasanya digunakan untuk seseorang yang mengikuti suatu program
pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya, di bawah bimbingan
seorang atau beberapa guru. Dalam konteks keagamaan murid digunakan sebagai
sebutan bagi seseorang yang mengikuti bimbingan seorang tokoh bijaksana.
Meskipun demikian, siswa jangan selalu dianggap sebagai objek belajar yang
tidak tahu apa-apa. Ia memiliki latar belakang, minat, dan kebutuhan serta
kemampuan yang berbeda. Bagi siswa, sebagai dampak pengiring (nurturent effect)
berupa terapan pengetahuan dan atau kemampuan di bidang lain sebagai suatu
transfer belajar yang akan membantu perkembangan mereka mencapai keutuhan dan
kemandirian.
Perkembangan konsep pendidikan yang tidak hanya
terbatas pada usia sekolah saja memberikan konsekuensi pada pengertian peserta
didik. Kalau dulu orang mengasumsikan peserta didik terdiri dari anak-anak pada
usia sekolah, maka sekarang peserta didik dimungkinkan termasuk juga didalamnya
orang dewasa.
Sehubungan
dengan persoalan anak didik disekolah Amstrong (1981) mengemukakan beberapa
persoalan anak didik yang harus dipertimbangkan dalam pendidikan. Persoalan
tersebut mencakup apakah latar belakang budaya masyarakat peserta didik?
Bagaimana tingkat kemampuan anak didik? Hambatan-hambatan apakah yang dirasakan
anak didik disekolah? Dan bagaimana penguasaan anak didik disekolah?
Berdasarkan persoalan tersebut perlu diciptakan pendidikan yang memperhatikan
perbedaan individual, perhatian khusus pada anak yang memiliki kelainan, dan
penanaman sikap dan tanggung jawab pada anak didik.
c.
Guru/pendidik disekolah
Kata Guru berasal dari bahasa
Sansekerta “guru” yang juga berarti guru, tetapi arti
harfiahnya adalah “berat” yaitu seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa
Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik.
Guru sebagai pendidik disekolah yang secara langsung
maupun tidak langsung mendapat tugas dari orang tua atau masyarakat untuk
melaksanakan pendidikan. Karena itu kedudukan guru sebagai pendidik dituntut
mementuhi persyaratan-persyaratan baik persyaratan pribadi maupun
persyaratan jabatan.
Di
dalam masyarakat, dari yang paling terbelakang sampai yang paling maju, guru
memegang peranan penting. Guru merupakan satu diantara pembentuk-pembentuk
utama calon warga masyarakat. Peranan guru tidak hanya terbatas sebagai
pengajar (penyampai ilmu pengetahuan), tetapi juga sebagai pembimbing,
pengembang, dan pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi
kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
d.
Orang tua dan lingkungan masyarakat
Kedudukan
orang tua sebagai pendidik, merupakan pendidik yang kodrati dalam lingkungan
keluarga. Arinya orang tua sebagai pendidik utama dan berlandaskan pada
cinta-kasih keluarga atau anak yang lahir dari lingkungan keluarga mereka.
Selain
orang tua dan guru, pemimpin masyarakat dan pemimpin keagamaan merupakan
pendidik juga. Peran pemimpin masyarakat menjadi pendidik didasarkan pada
aktifitas pemimpin dalam mengadakan pembinaan atau bimbingan. Pemimpin
keagamaan sebagai pendidik, tampak pada aktifitas kerohanian manusia.
e.
Interaksi edukatif pendidik dan anak
didik
Proses
pendidikan bisa terjadi apabila terdapat interaksi antara komponen-komponen
pendidikan. Terutama interaksi antara pendidik dan anak didik. Interaksi pendidik
dengan anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.
Tindakan yang dilakukan pendidik dalam interaksi tersebut mungkn berupa
tindakan berdasarkan kewibawaan, tindakan berupa alat pendidikan, dan metode
pendidikan.
Metode pembelajaran adalah cara yang dapat dilakukan
untuk membantu proses belajar-mengajar agar berjalan dengan baik, metode-metode
tersebut antara lain :
a.
Metode
Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan
menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang
pada umumnya mengikuti secara pasif.
b.
Metode
Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah suatu metode dimana guru
menggunakan atau memberi pertanyaan kepada murid dan murid menjawab, atau
sebaliknya murid bertanya pada guru dan guru menjawab pertanyaan murid itu .
c.
Metode
Diskusi
Metode diskusi dapat diartikan sebagai siasat
“penyampaian” bahan ajar yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan
menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis.
d.
Metode
Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan
cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu
kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran
yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
e.
Metode
Eksperimen
Metode eksperimen adalah metode atau cara di mana
guru dan murid bersama-sama mengerjakan sesuatu latihan atau percobaan untuk
mengetahui pengaruh atau akibat dari sesuatu aksi.
f.
Isi
pendidikan
Isi pendidikan
memiliki kaitan yang erat dengan tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan
pendidikan perlu disampaikan kepada peserta didik isi yang biasanya disebut
kurikulum dalam pendidikan formal.
Secara etimologis, kurikulum ( curriculum ) berasal
dari bahasa Yunani, curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat
berpacu”. yaitu suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start
sampai garis finish. Secara terminologis, istilah kurikulum mengandung arti
sejumlah pengetahuan atau mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan
siswa guna mencapai suatu tingkatan atau ijazah.
Pengertian kurikulum secara luas tidak hanya berupa
mata pelajaran atau bidang studi dan kegiatan-kegiatan belajar siswa saja,
tetapi juga segala sesuatu yang berpengaruh terhadap pembentukan pribadi siswa
sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Misalnya fasilitas kampus,
lingkungan yang aman, suasana keakraban dalam proses belajar mengajar, media
dan sumber-sumber belajar yang memadai.
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai
kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.
Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam
perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan
tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.
Selain
kurikilum materi pun merupakan salah satu isi dari pendidikan dan juga merupakan salah satu
faktor penentu keterlibatan siswa. Adapun karakteristik dari materi yang bagus
menurut Hutchinson dan Waters adalah
·
Adanya teks yang menarik.
·
Adanya kegiatan atau aktivitas
yang menyenangkan serta meliputi kemampuan berpikir siswa.
·
Memberi kesempatan siswa untuk
menggunakan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah mereka miliki.
ΓΌ Materi
yang dikuasai baik oleh siswa maupun guru.
Dalam kegiatan belajar, materi
harus didesain sedemikian rupa, sehingga cocok untuk mencapai tujuan dengan
memperhatikan komponen-komponen yang lain, terutama komponen anak didik yang
merupakan sentral. Pemilihan materi harus benar-benar dapat memberikan
kecakapan dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.
C. Hubungan antar komponen pembelajaran
Dari
semua komponen pembelajaran, antara komponen yang satu dengan yang lain
memiliki hubungan saling keterkaitan. Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan
pendidikan di lapangan, sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan
pendidikan. Tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum, guru juga
sebagai pengembang kurikulum. Bagi guru, memahami kurikulum merupakan suatu hal
yang mutlak.
Setelah guru mempelajari kurikulum
yang berlaku, selanjutnya membuat suatu desain pembelajaran dengan
mempertimbangkan kemampuan awal siswa (entering behavior), tujuan yang hendak
dicapai, teori belajar dan pembelajaran, karakteristik bahan yang akan
diajarkan, metode dan media atau sumber belajar yang akan digunakan, dan
unsur-unsur lainnya sebagai penunjang. Setelah desain dibuat, kemudian KBM atau
pembelajaran dilakukan. Dalam hal ini ada dua kegiatan utama, yaitu guru
bertindak mengajar dan siswa bertindak belajar. Kedua kegiatan tersebut
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Pada akhirnya
implementasi pembelajaran itu akan menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil ini
akan memberikan dampak bagi guru dan siswa.
Bagi
setiap guru, dituntut untuk memehami masing-masing metode secara baik. Dengan
pemilihan dan penggunaan metode yang tepat untuk setiap unit materi
pelajaran yang diberikan kepada siswa,maka akan meningkatkan proses interaksi
belajar-mengajar. Siswa juga akan memperoleh hasil belajar yang efektif dan
mendapatkan kesempatan belajar yang seluas-luasnya. Jika ada salah satu
komponen pembelajaran yang bermasalah, maka proses belajar-mengajar tidak dapat
berjalan baik .
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Komponen
pembelajaran adalah kumpulan dari beberapa item yang saling berhubungan satu
sama lain yang merupakan hal penting dalam proses belajar mengajar. Di
dalam pembelajaran terdapat komponen-komponen pembelajaran, yaitu : Kurikulum ;
Guru ; Siswa ; Metode ; Materi ; Alat Pembelajaran ; dan Evaluasi. Dari
semua komponen pembelajaran, antara komponen yang satu dengan yang lain
memiliki hubungan saling keterkaitan. Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan
pendidikan di lapangan, sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan
pendidikan.
Bagi
setiap guru, dituntut untuk memehami masing-masing metode secara baik. Dengan
pemilihan dan penggunaan metode yang tepat untuk setiap unit materi pelajaran
yang diberikan kepada siswa,maka akan meningkatkan proses interaksi
belajar-mengajar. Jika ada salah satu komponen pembelajaran yang bermasalah,
maka proses belajar-mengajar tidak dapat berjalan baik.
B.
Saran
Dalam komponen pembelajaran,
terutama pembelajaran konstekstual diperlukan guru yang berwawasan luas yang
dapat mengaitkan mata pelajaran dengan kehidupan sehari-hari serta materi
pembelajaran dikaitkan dengan konteks kehidupan siswa. Strategi guru dalam
proses pembelajaran kontekstual sangat menetukan keberhasilan siswanya. Guru
melakukan perubahan kebiasaan dalam proses belajar mengajar, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, hingga penilaian hasil belajarnya. Sebagai calon
pendidik (guru) pembelajaran kontekstual ini sangat penting karena dapat
membantu siswa untuk lebih mudah menerima materi pelajaran yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari.
DAFTAR
PUSTAKA
Sugandi,
Achmad. 2005. Teori Pembelajaran. Semarang : UNNES Press.
Syah,
Muhibin. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya
Bermanfaat sekali mba..
BalasHapusSaya izin mengutip ya mba
terimaksih bnayak mba, izin memkai makalah sbgai bahan refenrensi ya ba
BalasHapus